GROBOGAN, Beritajateng.id – Dapur umum Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Purwodadi untuk program makan bergizi gratis (MBG) hingga kini belum beroperasi. Hal ini lantaran dapur yang dimiliki oleh swasta tersebut masih menunggu izin dari Badan Gizi Nasional (BGN.)
“Saat ini kami sedang menjalani proses verifikasi. Kemarin sudah melengkapi semua dokumen yang diminta,” ujar investor dapur SPPG, Untung Prasetyo, Rabu, 23 April 2025.
Untung mengklaim, dapur umum itu bisa memproduksi makanan sekitar 3.000 hingga 4.000 porsi. Rencananya, dapur tersebut akan menyediakan makanan untuk 14 sekolah dalam radius 5 km dari lokasi dapur.
Mengenai perizinan, Untung menilai BGN sangat ketat dalam menilai. Hal ini yang kemudian membuat SPPG belum bisa dioperasionalkan, karena harus menunggu penilaian BGN.
“BGN sangat ketat, Mas. Jadi calon dapur mitra harus benar-benar sesuai standar BGN. Mereka juga sangat teliti,” katanya.
Saat ini, pihaknya tengah menunggu proses terakhir yakni verifikasi BGN sebelum memulai operasional.
Selain itu, ia mengungkap, gedung SPPG tersebut sudah dibangun sejak 27 Desember 2024 lalu. Adapun persiapannya mulai dari bangunan, peralatan memasak, pegawai, dan lainnya.
Biaya modal untuk mendirikan SPPG, kata Untung, bisa mencapai Rp 1 hingga Rp 2 miliar.
“Dua unit mobil box saja sudah perkiraan 600 juta, belum lagi yang lain,” ujarnya
Dari pantauan wartawan di lapangan, dapur tersebut dilengkapi gudang penyimpanan bahan makanan, empat alat pendingin (freezer), peralatan dapur, ruang administrasi, ruang gizi, ruang kantor, hingga ruang penataan.
Diketahui, saat ini Kabupaten Grobogan memiliki tiga dapur umum resmi. Ketiganya berada di Pucang dan di Wirosari. (Lingkar Network | Ahmad Abror – Beritajateng.id)