GROBOGAN, Beritajateng.id – Angka prevalensi stunting di Kabupaten Grobogan tercatat mencapai 20,8 persen berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI).
Untuk menangani hal itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Grobogan membuat sejumlah langkah strategi. Salah satunya menetapkan 48 lokus stunting pada 2025 di berbagai desa di wilayah setempat sebagai upaya penurunan.
Wakil Bupati Grobogan Sugeng Prasetyo mengatakan bahwa adanya lokus itu untuk memfokuskan target intervensi dan memastikan bantuan tepat sasaran. Selain itu, langkah ini menurutnya tidak akan berhasil jika tidak ada kerjasama dari semua pihak. Sehingga, ia meminta agar semuanya memiliki kesamaan langkah.
“Kepada semua yang terlibat dalam hal ini, saya mohon agar satu frekuensi, serius, dan benar-benar berupaya menurunkan prevalensi stunting,” ujarnya dalam rapat koordinasi bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), Selasa, 27 Mei 2025.
Selain menetapkan lokus stunting, Sugeng mengatakan saat ini telah ada beberapa program penurunan stunting yang telah berjalan. Diantaranya optimalisasi pendampingan untuk Pasangan Usia Subur (PUS), pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil, dan pemetaan serta verifikasi data di lapangan.
Untuk menelusuri penyebab stunting, Pemkab Grobogan melakukan audit dan tindak lanjut kasus secara mendalam. Program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting yang melibatkan masyarakat luas juga terus dioptimalkan.
Sugeng berharap, permasalahan stunting ini bisa ditangani secara bersama-sama, baik dari pihak Pemkab, stakeholder terkait, maupun masyarakat sendiri.
“Stunting bukan hanya persoalan gizi, melainkan tanggung jawab bersama untuk masa depan generasi penerus Grobogan,” pungkas Sugeng.
Jurnalis: Ahmad Abror
Editor: Utia Lil