JEPARA, Beritajateng.id – Salah satu program unggulan Bupati dan Wakil Bupati Jepara dalam 100 hari kerja ialah “Bupati Ngantor di Desa”. Program ini akan dilaksanakan perdana pada Selasa besok, 15 April 2025 di Desa Sumberejo, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara. Total ada 16 desa dari 16 kecamatan se-Kabupaten Jepara yang dipilih sebagai prototipe untuk pengembangan desa kedepannya.
Program ini bertujuan untuk mempererat hubungan antara pemerintah kabupaten dengan pemerintah desa serta masyarakat. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wadah tersendiri bagi Bupati Jepara yang akrab disapa Mas Wiwit untuk menjaring aspirasi, menggali potensi desa, serta mendekatkan pelayanan publik di tengah-tengah masyarakat.
“Kami sudah siapkan seluruh OPD (Organisasi Perangkat Daerah) untuk besok ngantor di desa. Kami akan all out disana guna menyerap aspirasi serta memberi solusi secara cepat,” kata Mas Wiwit saat memberikan keterangan kepada awak media pada Senin, 14 April 2025.
Mas Wiwit menegaskan bahwa pihaknya akan ngantor seharian penuh, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke lapangan untuk mengecek kondisi desa secara langsung. Saat kunjungan ke lapangan, pihaknya juga menegaskan untuk memantau langsung potensi yang akan menjadi sentral di kecamatan tersebut.
“Seluruh hasil penggalian potensi ini akan dievaluasi pada periode berikutnya, sehingga dari program ini akan ada kesinambungan antara kunjungan dan implementasi program pembangunannya,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala Desa Mayong Lor, Budi Agus Trianto merespon secara baik dengan adanya program “Bupati Ngantor di Desa”. Pasalnya perangkat desa maupun masyarakat di desa bisa menyampaikan aspirasi mereka secara langsung kepada Bupati.
“Kami berharap program ini terus berlanjut sampai semua desa di kantori,” kata Didik sapaan akrabnya kepada tim Lingkar Jateng.
Mengenai aspirasi yang akan ditekankan kepada Bupati Jepara saat ngantor di Desa Mayong lor, Didik menuturkan bahwa pihaknya akan meminta saran dan masukan untuk para pengrajin gerabah atau keramik maupun sejenisnya terkait pemasarannya.
“Warga disini bisa membuatnya, namun untuk pemasarannya ini kurang dan semakin melemah, karena banyaknya persaingan dari daerah lain,” ungkapnya.
Program ini diharapkan tidak hanya menjadi jembatan komunikasi yang efektif antara pemerintah daerah dan desa, tetapi juga mampu menjadi pemicu percepatan pembangunan berbasis potensi lokal di Kabupaten Jepara. (Lingkar Network | Muhammad Aminudin – Beritajateng.id)