JEPARA, Beritajateng.id – Meski libur sekolah, dua dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Jepara tetap aktif mendistribusikan makan bergizi gratis (MBG). Dua dapur tersebut yakni SPPG Pengkol di Kecamatan Jepara dan SPPG Ngabul di Kecamatan Tahunan.
Kedua dapur tersebut menjadi dapur utama penyedia makanan siap saji dan makanan kemasan untuk anak-anak dan kelompok penerima manfaat lainnya di wilayah Jepara dan sekitarnya.
Dandim 0719/Jepara Letkol Arm Khoirul Cahyadi menjelaskan, selama masa libur sekolah pola distribusi MBG menyesuaikan situasi lapangan. Apabila pihak sekolah dan para guru serta siswa bersedia hadir maka MBG tetap didistribusikan langsung di lingkungan sekolah.
Namun jika tidak, kata dia, maka distribusi difokuskan kepada kelompok penerima manfaat 3B, yaitu Balita, Busui (ibu menyusui), dan Bumil (ibu hamil).
“Hal ini bertujuan agar tidak ada jeda distribusi, sekaligus memastikan kelompok yang paling membutuhkan tetap menerima manfaat gizi secara konsisten,” katanya.
Dandim mengatakan, Program Makan Bergizi Gratis adalah wujud nyata dari kehadiran negara dalam memastikan setiap anak dan kelompok rentan mendapatkan hak dasar mereka, yaitu asupan gizi yang cukup.
“Kami di Kodim 0719/Jepara memberikan dukungan penuh terhadap keberlanjutan program ini, termasuk saat memasuki masa libur sekolah,” ujarnya.
Pihaknya melalui para Babinsa di lapangan terus bersinergi dengan SPPG, pemerintah daerah, dan kader gizi untuk memastikan distribusi MBG berjalan lancar, tertib, dan tepat sasaran.
“Libur sekolah bukan alasan untuk berhenti bergerak, justru menjadi tantangan bagi kita semua untuk tetap menjangkau anak-anak dan ibu-ibu yang membutuhkan,” terangnya.
Untuk menjawab tantangan distribusi di masa libur, lanjut Dandim, paket MBG yang diberikan bersifat kombinasi. Satu paket terdiri dari makanan siap santap yang dimasak langsung di dapur SPPG.
Sementara paket lainnya berupa makanan kemasan yang aman, praktis, dan tahan hingga dua hari ke depan. Jenis makanan kemasan mencakup roti, telur rebus, susu UHT, dan buah segar.
“Distribusi dilakukan maksimal dua kali dalam satu minggu selama libur sekolah, dengan metode penyerahan yang disesuaikan dengan kesiapan lokasi dan penerima manfaat,” jelasnya.
Pihaknya berharap seluruh elemen masyarakat, termasuk orang tua, guru, dan perangkat desa, terus memberikan dukungan terhadap program ini. Menurutnya, kolaborasi antara BGN, sekolah, perangkat desa, kader posyandu, dan TNI-Polri di tingkat kewilayahan menjadi kunci keberhasilan program tersebut.
“Program MBG di Jepara kini telah menjadi bagian dari gaya hidup sehat masyarakat. Bukan sekadar membagikan makanan, tetapi juga menjadi sarana edukasi gizi, pembangunan kebiasaan makan sehat sejak dini, dan penguatan solidaritas sosial antar warga,” pungkasnya.
Jurnalis: Lingkar Network
Editor: Utia Lil