SEMARANG, Beritajateng.id – Seorang pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN), Sulasmi (63) tewas usai tertabrak mikrobus feeder Trans Semarang di Jalan Klipang Raya, Bundaran Blok Z, depan Masjid Al Fatah, Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, pada Kamis pagi, 10 Juli 2025.
Korban meninggal dunia di lokasi kejadian akibat luka serius pada bagian perut, tangan, dan kaki.
Kasubnit Gakkum Satlantas Polrestabes Semarang Iptu Novita Chandra mangatakan, peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIB.
Saat itu, korban sedang menyeberang dari arah barat ke timur menuju bundaran Blok Z.
“Diduga karena kurang waspada, sopir mikrobus tidak melihat ada pejalan kaki yang sedang menyeberang,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Saat kejadian, kata dia, Isuzu Microbus Feeder warna merah tahun 2021 itu datang dari arah utara (Klipang Golf) menuju selatan, lalu memutar balik ke arah utara di bundaran.
Sopir tidak menyadari ada pejalan kaki yang sedang melintas dan menabrak ASN tersebut.
Korban kemudian dievakuasi ke RSUD KRMT Wongsonegoro Kota Semarang. Sementara itu, polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan meminta keterangan sejumlah saksi.
“Kasus ini sedang kami tangani untuk pendalaman lebih lanjut,” ujarnya.
Kepala BLU UPTD Trans Semarang, Haris Setyo Yunanto menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut dan menyatakan duka mendalam kepada keluarga korban.
“Kami dari manajemen Trans Semarang menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian ini. Kami juga turut berduka untuk keluarga korban yang ditinggalkan,” ujarnya.
Haris membenarkan bahwa mikrobus yang terlibat dalam kecelakaan merupakan armada feeder Trans Semarang yang dioperasikan oleh pihak ketiga.
Ia mengatakan, pramudi atau sopir kendaraan berada di bawah pengelolaan operator mitra. Untuk menindaklanjuti kejadian tersebut, pihaknya telah mengambil langkah tegas.
“Kami akan merekomendasikan pemutusan kontrak terhadap pramudi kepada operator. Selain itu, operator juga akan dikenai sanksi berupa pengurangan nilai pembayaran operasional karena kami anggap lalai dalam menjaga keselamatan,” ujarnya.
Meski layanan Trans Semarang dijalankan oleh mitra pihak ketiga, Haris menegaskan bahwa manajemen tetap bertanggung jawab penuh atas peristiwa yang terjadi.
“Kami tidak lepas tangan. Manajemen Trans Semarang tetap bertanggung jawab penuh,” katanya.
Selain itu, ia mengungkap bahwa insiden di Klipang bukan satu-satunya dalam pekan ini.
Pada awal pekan lalu, kecelakaan juga terjadi di wilayah Ungaran, Kabupaten Semarang yang juga disebabkan oleh kelalaian pramudi.
Sebagai bentuk evaluasi, Trans Semarang memanggil seluruh operator dan mitra kerja setelah dua kejadian tersebut.
“Hari ini pukul 10.00 pagi tadi, kami langsung panggil seluruh operator. Kami tekankan lagi SOP keselamatan kerja dan minta dalam waktu satu minggu ada sosialisasi menyeluruh tentang manajemen keselamatan kerja,” ujarnya.
Jurnalis: Lingkar Network
Editor: Utia Lil