SEMARANG, Beritajateng.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menyiapkan agenda temu bisnis dan kontak dagang untuk mempertemukan Koperasi Kelurahan Merah Putih dengan perusahaan penyedia barang.
“Temu bisnis ini nanti kita bersama dengan bulog, pertamina, kalau swasta itu ada Sriboga, biar dapat berkolaborasi,” ujar Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Semarang, Margaritha Mita Dewi Sopa di kantornya, Selasa, 14 Juli 2025.
Ia berharap agenda temu bisnis dapat menjadikan koperasi mampu menjadi pusat distribusi sekaligus wadah pemasaran produk UMKM lokal di kelurahan.
“Harapannya koperasi bisa menjadi tempat pemasaran produk-produk UMKM yang ada di setiap kelurahan. Kami pastikan koperasi ini jadi penggerak ekonomi lokal,” ujarnya.
Selain itu, Mita mengungkap kini sebanyak 177 Koperasi Kelurahan Merah Putih telah telah resmi berdiri dan semuanya sudah berbadan hukum.
“Koperasi Kelurahan Merah Putih di Kota Semarang sudah terbentuk sesuai dengan jumlah kelurahan. Semuanya telah memiliki badan hukum,” ujar Mita.
Mita mengatakan, Koperasi Kelurahan Merah Putih ini akan menjadi bagian dari program nasional dilaunching oleh Presiden RI pada 21 Juli 2025 mendatang bersama dengan 80.000 koperasi serupa di seluruh Indonesia.
“Untuk Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Klaten ditunjuk sebagai perwakilan launching nasional tersebut,” Ujarnya.
Koperasi Kelurahan Merah Putih di Kota Semarang, kata dia, dirancang memiliki jenis usaha yang sangat luas, mulai dari perdagangan umum, persewaan, penyediaan gudang, penjualan obat murah, klinik kelurahan, agen LPG, distributor pupuk, hingga pengelolaan sampah.
Menurut Mita, beberapa wilayah juga sudah memulai kegiatan pilot project. Salah satunya di Kecamatan Banyumanik yang telah menjalankan penjualan beras dan pengelolaan limbah sampah secara aktif.
“Beberapa tempat juga sudah menjalankan, salah satunya di Kelurahan Banyumanik,” katanya.
Ia menjelaskan Koperasi Kelurahan Merah Putih ini bekerjasama dengan dinas lain, seperti Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan untuk mendukung pengembangan koperasi ini sesuai potensi wilayah.
“Misalnya, di wilayah pesisir seperti Semarang Utara, koperasi diarahkan ke sektor budidaya laut dan perikanan,” katanya.
Koperasi ini nantinya akan terus mendapatkan pendampingan dalam tata kelola, legalitas, hingga permodalan yang didukung oleh Bank Jateng.
“Termasuk fasilitasi NPWP, NIB, dan Izin Usaha, yang semuanya telah difasilitasi oleh dinas,” ujar Mita.
Meski masih ada beberapa tantangan, seperti adaptasi pengurus koperasi yang baru, pihaknya menjamin pendampingan berkelanjutan akan terus dilakukan demi kelancaran misi Presiden dan Pemkot Semarang.
“Tantangan pasti ada, tapi kami tidak akan melepas koperasi ini begitu saja. Kami akan terus mendampingi agar koperasi bisa jadi tulang punggung ekonomi rakyat,” ujarnya.
Jurnalis: Lingkar Network
Editor: Utia Lil