SEMARANG, Beritajateng.id – Banjir di Pantura Semarang-Demak tepatnya di Jalan Raya Kaligawe kembali meninggi setelah diguyur hujan deras pada Selasa pagi, 28 Oktober 2025. Akibatnya akses lalu lintas kembali terganggu.
Kapolsek Genuk Kompol Rismanto mengatakan, banjir di Jalan Kaligawe kembali meninggi setelah sempat berangsur surut sehari sebelumnya.
“Ketinggian air sekarang kembali naik mencapai 80-90 sentimeter. Kemarin sempat turun 10-20 sentimeter,” ujarnya, Selasa, 28 Oktober 2025.
Dengan ketinggian banjir itu, ia mengimbau agar kendaraan kecil, seperti sepeda motor dan mobil pribadi menghindari jalur tersebut dan mencari rute alternatif.
“Yang bisa lewat hanya kendaraan besar seperti truk tronton dan trailer. Untuk kendaraan kecil dan sepeda motor sebaiknya gunakan jalan alternatif,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Kota Semarang Endro Pudyo Martanto memastikan operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengurangi curah hujan di wilayah Semarang masih terus dilakukan.
“Sampai sore ini kegiatan operasi modifikasi cuaca masih berlangsung. Sudah masuk sortie ketiga. Tadi pagi sempat tertunda karena cuaca kurang baik untuk penerbangan, tetapi sekarang sudah dilanjutkan,” katanya.
Ia menegaskan, pelaksanaan OMC tidak bisa dianggap gagal karena sangat dipengaruhi oleh kondisi atmosfer yang berubah-ubah.
“Ini upaya dari udara untuk menahan hujan agar tidak turun. Jadi bukan gagal, tapi memang faktor cuacanya yang demikian,” jelasnya.
Endro juga menyoroti banjir di Kaligawe yang kembali tinggi. Padahal sebelumnya sudah pernah surut.
“Kemarin di Kaligawe Raya tinggi air sekitar 30–40 sentimeter, sekarang naik lagi jadi 60–70 centimeter, hampir seperti awal-awal banjir kemarin,” ungkapnya.
Memasuki awal musim hujan, kata dia, BPBD telah melakukan evaluasi dan langkah pencegahan. Salah satu yang paling mendesak adalah optimalisasi sistem drainase.
“Kami sudah beri rekomendasi ke Dinas PU agar saluran-saluran diperbaiki. Ada temuan di wilayah Muaraharjo Kidul, salurannya tertutup, jadi nanti akan dilakukan pengerukan supaya aliran air lebih lancar,” ujarnya.
Selain itu, BPBD juga mendorong agar BNPB tetap mendukung pelaksanaan OMC sebagai langkah jangka pendek. Di sisi lain, pihaknya menyiapkan penguatan logistik dan dapur umum untuk membantu warga yang terdampak banjir.
Terkait kemungkinan pembukaan tempat pengungsian, Endro menyebut hal itu menjadi opsi terakhir.
“Kalau sampai harus mengungsi, pasti ada dampak sosial bagi warga. Karena tinggal di pengungsian itu berbeda dengan di rumah. Semoga tidak sampai terjadi,” harapnya.
Endro memastikan, seluruh elemen pemerintah, baik kota, provinsi, maupun pusat, kini sedang fokus menangani banjir di kawasan Genuk, Pedurungan, dan Gayamsari.
“Kami semua sedang konsentrasi penuh agar kondisi bisa segera tertangani,” pungkasnya.
Jurnalis: *Red
Editor: Tia

















