KUDUS, Beritajateng.id – Sterilisasi massal dilakukan terhadap kucing liar di Kabupaten Kudus untuk menekan angka populasinya, terutama di kawasan perkotaan.
Program sterilisasi ini dijalankan oleh Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus bersama komunitas Lembaga Animal Indonesia (LAI). Metode yang digunakan yakni TNR (Trap-Neuter-Return) dengan cara menangkap kucing liar, melakukan sterilisasi, dan mengembalikannya ke habitat semula setelah pemulihan.
Kepala Dispertan Kabupaten Kudus, Didik Tri Prasetiyo menyampaikan, layanan sterilisasi kucing liar ini dilakukan di Puskeswan. Ia menyebut, sebagian layanan belum dapat diberikan secara gratis kepada masyarakat umum, akan tetapi Dispertan Kudus membuka akses bagi kalangan tertentu dengan dukungan dari komunitas.
“Sterilisasi untuk kucing liar bisa kami layani di Puskeswan, namun layanan gratis biasanya dilakukan bersama komunitas. Kami sangat mengandalkan kerja sama ini karena anggaran APBD masih terbatas,” ujarnya.
Kepala Bidang Peternakan Dispertan Kabupaten Kudus, Arin Nikmah menambahkan, sterilisasi ini difokuskan untuk mengendalikan populasi kucing liar yang berisiko mengganggu kebersihan dan kenyamanan lingkungan.
“Sterilisasi hanya untuk kucing liar yang tidak memiliki pemilik. Kami ingin populasi bisa dikendalikan agar tidak menjadi masalah baru di ruang publik,” jelasnya.
Arin mengatakan, masyarakat yang ingin mensterilkan kucing peliharaan di Puskeswan tetap dikenakan biaya sesuai ketentuan. Selain itu, proses layanan harus melalui janji temu atau appointment terlebih dahulu.
“Kalau untuk kucing peliharaan, tetap berbayar. Fokus kami adalah pada pengendalian populasi liar. Untuk kucing-kucing di jalanan, kami memberikan layanan gratis bersama komunitas,” imbuhnya.
Program yang telah berjalan selama dua tahun ini tidak hanya menyediakan prosedur sterilisasi, tapi juga pemberian obat-obatan pasca-operasi bagi kucing liar. Hingga kini, kata Arin, lebih dari 300 ekor kucing dari berbagai lokasi strategis telah berhasil disterilkan.
“Pasar, pusat olahraga, dan kawasan perkantoran menjadi lokasi prioritas kami karena jumlah kucing liarnya cukup tinggi,” ungkapnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Beritajateng.id)