PATI, Beritajateng.id – Kebocoran Bendung Karet Sungai Juana di Desa Bungasrejo, Kecamatan Juwana, disinyalir dapat merusak lahan pertanian di sekitarnya. Sebab, selain menjaga pasokan air tawar, bendung tersebut juga berfungsi agar mencegah air laut masuk ke dataran tinggi.
Menanggapi permasalahan ini, Anggota Komisi D DPRD Jawa Tengah, M. Ali Wafa menegaskan akan mengkomunikasikan masalah kebocoran Bendung Karet Sungai Juana kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.
Hal ini diungkap Gus Wafa, sapaan akrabnya, dalam Festival Kali Juwana ke-6 di Desa Sugiharjo, Kecamatan Pati Kota. Ia mengatakan, Bendung Karet ini berfungsi sebagai pencegah intrusi air laut.
“Ada kebocoran soal Bendung Karet, ini akan kita komunikasikan dengan BBWS,” ujarnya.
Ia mengungkap, adanya kebocoran membuat proyek Bendung Karet tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. Kebocoran juga membuat masyarakat khawatir air laut dapat bercampur dengan air tawar dan mempengaruhi tanaman padi.
“Program yang awalnya terlihat begitu sempurna, karena ada kejadian (kebocoran, red) di lapangan sehingga potensinya tidak bisa dimaksimalkan,” ungkapnya.
Masalah ini, kata dia, akan segera dikomunikasikan dengan BBWS Pemali Juana agar penanganan dapat segera dilakukan sehingga tidak berdampak signifikan bagi masyarakat setempat terutama petani.
Sementara itu, Ketua Jaringan Masyarakat Peduli Sungai Juwana (JAMPISAWAN) Sunhadi mengatakan, masyarakat di wilayah atas cukup kaget dengan bocornya Bendung Karet. Masyarakat setempat berharap kebocoran ini dapat segera ditangani.
Selain itu, ia mengaku khawatir tanaman padi yang telah ditanam petani dengan usia 2-3 minggu akan terdampak. Sebab, dengan cuaca yang cenderung panas, air laut berpotensi naik ke dataran tinggi dan mengganggu lahan pertanian.
“Kalau itu tidak segera diatasi, sehingga dengan kondisi cuaca yang sudah beberapa hari ini tidak hujan, besar kemungkinan air asin akan naik ke hulu, dataran tinggi,” ujarnya.
Jurnalis: Lingkar Network
Editor: Utia Lil