REMBANG, Beritajateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang mengalokasikan anggaran APBD untuk memberikan beasiswa kepada para mahasiswa yakni sebesar Rp 3,5 miliar. Jumlah anggaran ini diketahui masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini diungkap oleh Wakil Bupati Rembang M. Hanies Cholil Barro’ saat menghadiri seminar nasional bertema ‘Nggayuh Bebrayan Nyawang Luruning Mangsa’ yang digelar Forum Anak Beasiswa (FABs) Rembang dalam rangka ulang tahun ke-8 di Pendopo Museum RA Kartini, Selasa, 15 Juli 2025.
“Beasiswa ini terus kita laksanakan, bahkan saat pandemi dengan APBD yang menurun, anggaran tetap utuh. Tahun ini pun masih dialokasikan sekitar Rp 3,5 miliar dan kami pastikan program ini terus diperkuat,” tegasnya.
Wabup Hanies mengatakan sebanyak 328 mahasiswa dari perguruan tinggi negeri dan 93 dari perguruan tinggi swasta telah mendapatkan manfaat dari program tersebut sejak 2017.
Mengenai kepulangan alumni penerima beasiswa, wabup yang akrab disapa Gus Hanies itu akan meminta kontribusi balik untuk membangun Rembang.
“Saat ini sudah ada 11 anak yang diterima sebagai PNS. Meski masih tersebar di Kementerian dan Pemprov tapi nantinya kita akan minta mereka kembali untuk membangun Rembang. Wajar jika yang menyekolahkan meminta kontribusi balik,” ungkapnya.
Ia juga memaparkan program unggulan lain, yakni “Satu Desa Satu Sarjana”, sebagai upaya strategis meningkatkan kualitas SDM di seluruh desa dan kelurahan di Rembang. Program ini merupakan bagian dari janji politik Bupati Harno dan Wabup Hanies.
Sekretaris Dindikpora, Khoironi menambahkan bahwa beasiswa tahunan senilai Rp 3,5 miliar merupakan langkah konkret Pemkab Rembang untuk mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), khususnya dalam hal rata-rata lama sekolah.
“Rata-rata lama sekolah warga Rembang masih di angka 7,8 tahun atau setara jenjang SMP. Harapannya, melalui beasiswa ini, semakin banyak yang bisa mengakses pendidikan tinggi,” jelas Khoironi.
Ia juga menyampaikan bahwa program beasiswa Rembang pernah menjadi contoh dalam studi banding Pemerintah Kabupaten Blora. Hal ini membuktikan bahwa inisiatif lokal bisa menjadi rujukan bagi daerah lain.
Diketahui, kegiatan ini menghadirkan dua narasumber yakni Prof. Dr. S. Martono, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang dan Puji Purwati, S.Pd., budayawan sekaligus pemilik Sanggar Seni Galuh Ajeng.
Jurnalis: Muhammad Faalih
Editor: Utia Lil