REMBANG, Beritajateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Kesiapsiagaan di Aula Gedung Hijau Wakil Bupati, Selasa, 28 Oktober 2025.
Rakor ini digelar untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi pada musim hujan tahun ini. Kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari empat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, 14 kecamatan, dan 32 desa yang rawan bencana.
Dalam rakor ini, koordinasi antar instansi diperkuat untuk meningkatkan kesiapsiagaan pemerintah desa dalam menghadapi risiko bencana, terutama banjir, longsor, dan angin kencang yang kerap melanda wilayah Rembang saat musim penghujan.
“Terkait bencana-bencana yang ada, menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, penanggulangan bencana merupakan urusan bersama. Jadi tidak hanya urusannya BPBD saja. Pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan media semuanya harus ikut bertanggung jawab,” ujar Kepala BPBD Kabupaten Rembang, Sri Jarwati.
Sementara itu, Wakil Bupati Hanies Cholil Barro’ menyinggung soal fenomena cuaca yang tidak menentu belakangan ini.
“Di Indonesia, khususnya di Rembang, kita mengalami anomali cuaca. Biasanya bulan Oktober masih sulit air, tapi tahun ini airnya sudah tercukupi bahkan berlebih, dan berpotensi menimbulkan banjir, terutama di tiga hari terakhir,” ujarnya.
Ia mengungkap, terdapat daerah di Kabupaten Rembang yang rawan bencana yakni Bulu, Kaliori, dan Sumber. Sehingga para kepala desa dari tiga wilayah itu turut dikumpulkan dalam rakor tersebut.
“Ini kades-kades di tiga kecamatan yang rawan bencana, Bulu, Kaliori, dan Sumber, bersama PU dan DLH. Karena bencana ini urusan semua orang dan semua sektor, bukan hanya melulu di BPBD. Bahkan semua dinas punya tanggung jawab yang sama terhadap bencana ataupun pasca bencana,” terangnya.
Selain itu, Wakil Bupati mengungkap Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU TARU) telah membantu pengerukan sungai untuk mengurangi risiko banjir, sementara DLH fokus pada penanganan ranting pohon dan sampah di bantaran sungai yang sering menjadi penyebab tersumbatnya aliran air.
Jurnalis: Muhammad Faalih
Editor: Tia


















