REMBANG, Beritajateng.id – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinpudpar) Kabupaten Rembang mengungkap Desa Sendangasri, Kecamatan Lasem berhasil masuk 15 besar kategori Desa Wisata terbaik di ajang Wonderful Indonesia Awards (WIA) 2025.
Diketahui, ajang bergengsi itu diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenpar RI) dan diikuti oleh lebih dari 6.000 desa wisata se-Indonesia.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Rembang, Muttaqin mengatakan, Desa Sendangasri bersaing dengan 14 desa lainnya di kategori Desa Wisata.
“Sendangasri ini masuk 15 besar untuk kategori desa wisata, 15 itu nanti akan diambil yang terbaik, insyaallah akan ada 5 besar,” jelasnya.
Ia mengungkap, tim juri dari Kemenpar RI telah melakukan visitasi ke Desa Sendangasri untuk memverifikasi data, menilai potensi desa, serta mencocokkan dokumen dan video yang telah dikirimkan dengan kondisi lapangan, baru-baru ini.
“Kemarin itu kita menyambut sekaligus mendampingi tim juri untuk melaksanakan visitasi mencocokkan antara data dokumen video yang dikirim dengan kondisi riil yang ada di lapangan sehingga itu nanti akan dikompilasi dari data yang ada,” terangnya.
Mutaqqin menambahkan, desa-desa yang masuk 15 besar akan diundang dalam malam penganugerahan WIA 2025. Namun hingga kini, lokasi acara masih menunggu konfirmasi dari panitia pusat.
Sebagai tambahan informasi, Sendangasri dikenal sebagai desa wisata berbasis pelestarian budaya lokal. Desa ini menawarkan berbagai aktivitas edukatif seperti seni tari, karawitan, wayang, kerajinan anyaman, gerabah, batik tulis Lasem, serta kuliner khas yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Adapun secara keseluruhan, Sendangasri berhasil menembus 30 besar dari seluruh kategori yang dilombakan. Empat kategori yang dinilai dalam WIA 2025 meliputi Desa Wisata, Daya Tarik Wisata, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), serta Toilet Terbaik Nasional.
Sebelumnya, Desa Sendangasri juga meraih juara 1 pada ajang Desa Wisata tingkat Provinsi Jawa Tengah 2025. Kendati demikian, WIA bukan kelanjutan dari ajang tersebut, melainkan kompetisi tersendiri yang diselenggarakan di tingkat nasional.
Jurnalis: Muhammad Faalih
Editor: Tia