DEMAK, Beritajateng.id – Dinas Kesehatan (Dinkesda) Kabupaten Demak mencatat penemuan kasus pasien penderita Tuberkulosis (TBC) sebanyak 856 kasus per 1 Juni 2025.
“Penemuan kasus kami memang masih dibawah target nasional. Pada tahun 2024 total 2.249 kasus. Sementara tahun 2025 ini mulai dari bulan Januari-Mei total 856 kasus, dengan rincian 530 jenis kelamin laki-laki dan 326 perempuan,” ujar Kepala Dinkesda Demak Ali Maimun, Rabu, 25 Juni 2025.
Ali menjelaskan, TBC merupakan suatu bakteri menular yang menyerang organ paru-paru dan berpotensi serius mengakibatkan kematian.
Pihaknya kini berupaya mengeliminasi kasus ini dengan meningkatkan kolaborasi bersama fasilitas kesehatan dalam menemukan, menangani, dan mencegah TBC.
Saat ini total ada sebanyak 33 fasilitas pelayanan kesehatan yang terdiri dari 27 puskesmas serta 6 rumah sakit pemerintah dan swasta di Kabupaten Demak yang melakukan identifikasi penyakit TBC.
Tak hanya itu, lanjut dia, 245 lainnya dari unsur dokter praktik mandiri dan klinik swasta di Demak juga diharapkan turut berkontribusi dalam mengidentifikasi kasus tersebut.
“Tantangan TBC tidak bisa diselesaikan sendiri, kolaborasi menjadi kunci utama. Dengan pendekatan PPM (Public Private Mix, red), kami ingin memastikan bahwa seluruh lini pelayanan kesehatan terlibat aktif dalam penanggulangan TBC,” kata Ali.
Ali menuturkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak mendapatkan penghargaan pengelolaan TBC terbaik tingkat nasional pada 2024. Komitmen dalam mengeliminasi kasus TBC di wilayahnya akan terus dijaga.
“Jadi itu bukan hanya penemuan kasusnya saja, tapi mulai dari suspek, penemuan kasus, pasien yang diobati, administrasinya, kemudian pengelolaan dengan jejaring dan lain sebagainya,” jelasnya.
Dalam menemukan pasien dengan kasus TBC, ia mengungkap ada sejumlah kendala sehingga capaian program TBC di Demak saat ini belum memenuhi target nasional.
“Jadi ada beberapa permasalahan, seperti masih ada pasien Tuberkulosis yang putus berobat, pemberian terapi pencegahan Tuberkulosis pada kontak pasien Tuberkulosis masih rendah, pelaporan kasus Tuberkulosis terbuka baik di sekolah, ponpes, instansi, pabrik, dan bantuan untuk pasien Tuberkulosis di Kabupaten Demak masih terbatas,” ungkapnya.
Kendati demikian, lanjut Ali, pihaknya terus melakukan sosialisasi sebagai upaya identifikasi untuk penemuan, penanganan serta pencegahan virus menular tersebut.
Jurnalis: *M. Burhanudin Aslam
Editor: Utia Lil