SALATIGA, Beritajateng.id – Wali Kota Robby Hernawan menargetkan pembuatan 20.000 biopori dalam satu bulan dalam program Salatiga Kota Biopori. Program yang sudah dimulai sejak 20 September 2025 ini bertujuan mengatasi masalah jumlah sampah organik.
“Dengan biopori, sampah organik tidak lagi menumpuk di TPA, melainkan bisa langsung dikelola di rumah dan lingkungan masing-masing,” jelasnya.
Hal ini lantaran Kota Salatiga tercatat menghasilkan sekitar 115,06 ton sampah setiap hari. Dari jumlah itu, lebih dari separuhnya atau 51,86 persen berupa sampah organik.
Namun, dari jumlah tersebut hanya sebagian kecil sampah organik yang berhasil dikelola, sementara lebih dari 17 ribu ton per tahun masih menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Menurut Walkot Robby, lubang biopori menjadi solusi murah dan mudah untuk mengurangi sampah organik dari sumbernya.
“Kita harus beralih dari yang semula fokus di TPA menjadi penanganan sampah di sumbernya secara terintegrasi. Teknologi sederhana yang diciptakan Dr. Kamir R. Brata ini bermanfaat ganda, bisa menyerap air hujan, mengurangi genangan, mengubah sampah organik menjadi kompos, sekaligus menyuburkan tanah,” katanya, Selasa, 23 September 2025.
Jurnalis: *Red
Editor: Tia