JAKARTA, Beritajateng.id – Tak hanya menjabat sebagai Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Dr. Teguh Santosa rupanya sangat tersohor dalam dunia pers Indonesia. Ia memiliki sejumlah rekam jejak baik sebagai wartawan senior, akademisi, hingga aktivis lintas internasional.
Lahir di Medan, Sumatera Utara, pada 30 Juli 1975, Teguh telah menorehkan banyak pencapaian, baik di dalam maupun luar negeri. Ia adalah pendiri kantor berita RMOL dan CEO Farah.id. Selain itu, ia pernah menjadi Wakil Rektor Universitas Bung Karno dan pengajar tetap di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam dunia organisasi, Teguh aktif di berbagai posisi strategis. Diantaranya Direktur Geopolitik GREAT Institute, Ketua Asosiasi Persahabatan Indonesia-DPRK, hingga anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah di bidang hubungan luar negeri dan media. Ia juga tercatat sebagai Presiden Asosiasi Persahabatan Indonesia-Maroko.
Kiprahnya di internasional mencakup berbagai forum penting, seperti Konferensi Anti Rasisme di Venezuela, Forum Jurnalis Jalur Sutra di China, hingga menjadi pengamat pemilu di Venezuela, Singapura, dan Korea Utara. Ia juga pernah berbicara di hadapan Komite Keempat PBB di New York, memperjuangkan isu Sahara Barat.
Pendidikan akademiknya pun impresif. Teguh meraih gelar doktor dari Universitas Padjadjaran di bidang Hubungan Internasional, serta menyelesaikan studi S2 di University of Hawaii at Manoa dalam bidang Ilmu Politik dan Studi Masa Depan. Ia juga sempat menempuh studi di National University of Singapore.
Ia juga secara produktif menulis sejumlahbertema geopolitik dan perdamaian internasional, seperti Reunifikasi Korea: Game Theory dan Perdamaian yang Buruk, Perang yang Baik. Selain itu, Teguh aktif menulis opini di berbagai media nasional.
Tahun lalu, kontribusinya dalam dunia jurnalistik Indonesia dihargai lewat sebuah penghargaan bergengsi Press Card Number One (PCNO).
Dengan jejak panjangnya sebagai jurnalis, pendidik, dan diplomat informal, Teguh Santosa menjadi salah satu figur sentral dalam memperkuat posisi pers Indonesia di kancah global, sekaligus jembatan penghubung antara Indonesia dan komunitas Internasional.
Jurnalis: Nailin RA
Editor: Utia Lil