BLORA, Beritajateng.id – Naiknya harga lahan di Kabupaten Blora menjadi kendala utama masuknya investasi berskala besar. Hal itu diungkap oleh Kepala DPMPTSP Blora Bondan Arsiyanti, Kamis, 20 Februari 2025.
“Kendala sebagian besar saat negosiasi harga tanah, menurut investor harga tanahnya (di wilayah Blora) ketinggian,” kata wanita yang akrab disapa Danik itu.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Danik mengungkap hingga saat ini pihaknya baru dapat melakukan negosiasi dengan berbagai stakeholder atau pihak terkait, khususnya pihak desa setempat.
“Banyak investor yang ingin masuk di Kabupaten Blora. Setelah survei dan cocok dengan lahan yang diinginkan, mendadak harga lahan disana naik hingga tiga kali lipat,” terang dia.
Dari hal itu, Danik mengatakan bahwa harga lahan masih menjadi faktor utama kendala investor masuk ke wilayah Kabupaten Blora.
Selain harga tanah, Danik menuturkan bahwa beberapa investor terkendala dengan sarana prasarana di lokasi yang diinginkan. Salah satunya di Dukuh Kedinding, Desa Ngraho, Kedungtuban, Blora.
Menurut investor, kata Danik, lahan tersebut sangat cocok karena dekat dengan Kecamatan Cepu dan dapat mengakses jalan nasional menuju Kabupaten Bojonegoro maupun Ngawi, Jawa Timur.
“Namun, investor masih menyayangkan akses jalan di lahan tersebut. Baik dari penerangan maupun kondisi jalan yang sempit dan rusak,” terang dia.
Sementara di Kawasan Peruntukan Industri yang berada di Pos Ngancar, Kecamatan Tunjungan, Danik mengungkap pihak investor memberatkan suplai air yang kurang memadai.
“Di Pos Ngancar terkendala sumber air yang berkurang,” ungkap Danik.
Diberitakan sebelumnya, Pemkab Blora telah menyediakan 1,2 ribu atau 1.224 hektar berstatus lahan Kawasan Peruntukan Industri (KPI) eksisting. Lahan itu tersebar di 14 titik, yang berada di 11 Kecamatan di Kabupaten Blora.
Keseluruhan titik di Kabupaten Blora itu diketahui telah terintegrasi dengan Jalan Provinsi dan Jalan Nasional. Untuk akses ke Jalan Nasional Rembang-Blora-Cepu (Batas Jawa Timur) terdapat tujuh titik KPI eksisting yang telah terhubung. Sementara sisanya terhubung ke Jalan Provinsi Jawa Tengah.
Diketahui, satu titik KPI ini dapat dimasuki lebih dari satu industri. Bahkan, terdapat satu titik yang memiliki luas lahan hingga 300 hektar yakni di Desa Adirejo-Tawangrejo, Kecamatan Tunjungan, Blora.
Selain itu, terdapat dua titik yang melebihi 100 hektar yaitu di Desa Ngraho Kedungtuban dan Desa Plantungan, Kecamatan Blora. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Beritajateng.id)