BLORA, Beritajateng.id – Para penambang sumur minyak di Ledok, Blora, meminta agar hak pekerja bagi mereka dipenuhi. Hal ini lantaran hasil yang diterima selama menambang kurang dari 80 persen. Terlebih produksi di sumur minyak yang sudah tua itu disebut mengalami penurunan.
Salah satu penambang Ledok, Suwoyo, mengatakan bahwa selama ini pihaknya hanya mendapatkan bagi hasil 77 persen, tak genap 80 persen.
“Usul saya sih jadi 80 persen. Selain itu juga perlu adanya BPJS Ketenagakerjaan biar aman kalau pas kerja,” ujarnya.
Selain itu, ia berharap paguyuban penambang bukan menjadi pihak ketiga. Namun, sebagai pengelola dana untuk pembangunan desa setempat.
“Misal digunakan untuk bangun jalan, bantu anak yatim dan sebagainya,” harapnya.
Hal serupa diungkap penambang lain, Tarmidi. Ia berharap kesejahteraan penambang Ledok diperhatikan oleh pihak terkait. Apalagi, menurutnya produksi minyak sumur tua ledok kini turun karena fasilitas yang tidak lagi memadai.
“Mengapa produksi Ledok turun? itu karena alat penunjangnya sudah usang. Untuk itu, kami berharap BPE sebagai BUMD harus cepat tanggap. Perlu solusi cepat seperti lobi ke pertamina untuk membantu,” katanya.
Selain itu, ia meminta pihak PT Blora Patra Energi (BPE) untuk terjun langsung ke lokasi membantu permasalahan para penambang.
“Kami juga minta BPE tidak hanya jadi makelar tapi harus bantu penambang atasi masalah di lapangan,” tambahnya.
Sementara itu, Komisaris BPE, Seno Margo Utomo, mengatakan bahwa pihaknya mendengar keluhan dan menerima usulan serta masukan penambang demi perbaikan tata kelola sumur tua di Ledok khususnya dan secara umum di Blora.
“Fokus BPE saat ini pada perpanjangan kontrak izin kelola sumur tua dari Pertamina yang akan selesai akhir bulan depan. Kami komitmen untuk terus meningkatkan kinerja dalam pengelolaan sumur tua bersama penambang, karena ini rizki buat penambang dan peningkatan PAD buat Pemkab,” jelasnya.
Ia mengatakan, penyusunan skema dan mekanisme pengelolaan sumur minyak di Blora selama ini melibatkan para penambang dan pihak Pertamina.
“Skema dan mekanisme terbaik terus didiskusikan antara para penambang, BPE dan Pertamina. Hasilnya kita lihat bareng kedepan,” tambahnya.
Diketahui, produksi minyak sumur minyak ledok mengalami penurunan sekitar 1 juta liter. Tercatat, 2024 sumur tersebut hanya menghasilkan 10.131.126 liter. Sedangkan, di 2023 mampu mendulang 11.298.204,58 liter. (Lingkar Network | Hanafi – Beritajateng.id)