KUDUS, Beritajateng.id – Menjelang bulan Ramadan, masyarakat di Dukuh Masin, Desa Kandangmas, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus menggelar tradisi Sewu Sempol. Tradisi ini diadakan setiap hari Kamis di pekan terakhir sebelum bulan Ramadan.
“Kalau hari Kamisnya terlalu mepet bulan Ramadan, nanti akan dimusyawarahkan supaya bisa dimajukan agar tidak merepotkan masyarakat,” kata Ketua Pengelola Situs Keramat Punden Masin, Kanjeng Raden Haryo Tumenggung (KRHT) Haji Sumartono Reksotangnoyo.
Ia menjelaskan, tradisi Sewu Sempol itu dimulai dengan masyarakat datang berbondong-bondong ke Makam Keramat Dewi Ayu Nawangsih dan Raden Bagus Rinangku. Makam tersebut juga dikenal sebagai Situs Keramat Punden Masin.
Masyarakat yang datang membawa opor ayam utuh atau disebut ‘ingkung ayam’. Kemudian, salah satu paha ayam atau disebut sempolan dikumpulkan untuk dijadikan sebuah gunungan.
Selanjutnya, dalam acara tersebut akan diadakan doa bersama. Tradisi ini dilakukan untuk mendoakan arwah yang sudah meninggal.
Baca Juga
Jelang Ramadan, Bupati Kudus Minta Disdag Gencarkan Monitoring
“Kalau di Islam itu ada acara tahlilan bersama. Kegiatan ini sama dengan itu, yakni doa bersama menjelang bulan Ramadan. Kami bersama-sama mendoakan para arwah yang sudah meninggal supaya mendapatkan tempat yang terbaik,” terang dia.
Sempolan ayam yang dikumpulkan, kemudian akan dibagikan kepada warga lainnya. Selain sempolan, warga juga mengumpulkan kembang setaman dan uang untuk sedekah.
Sumartono menyebut, kegiatan ini diinisiasi oleh Juru Kunci Kedua Situs Keramat Punden Masin, Jamasri sekira tahun 1958.
“Dulu kegiatan ini awalnya hanya doa bersama di rumah bersama dengan tetangga seperti tahlilan biasa. Akhirnya dijadikan satu karena kalau di rumah saja itu hanya di situ habisnya. Kalau dikumpulkan bisa untuk disedekahkan juga,” paparnya.
Setelah selesai doa bersama, selanjutnya bagian ayam lainnya akan dibawa pulang kembali oleh warga. Sumartono menyebut, tradisi ini sudah turun temurun dilakukan.
“Bahkan, kalau warga Kandangmas ada yang sudah pindah, tetap akan datang kesini mengikuti tradisi Seribu Sempol. Karena ini acara tahunan yang sudah turun temurun,” tandasnya. (Lingkar Media Network | Koran Lingkar)