JAKARTA, Beritajateng.id – Pengamat politik Ahmad Khoirul Umam mengatakan kekalahan PDIP dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Jawa Tengah disebabkan beberapa faktor. Diantaranya yakni pengaruh dukungan (endorsement) Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto kepada Ahmad Luthfi-Taj Yasin.
PDIP pada Pilkada Jawa Tengah 2024 mengusung pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, sementara pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin diusung partai-partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
“Besarnya dominasi mesin politik koalisi pengusung Luthfi-Taj Yasin sebesar kurang lebih 75 persen, yang didukung oleh political endorsement Jokowi dan Prabowo. Dukungan itu memberikan pesan politik kuat bagi simpul-simpul kekuatan politik, termasuk para donor logistik untuk all out memenangkan Luthfi-Taj Yasin,” kata Khoirul Umam, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indo Strategic), saat dihubungi di Jakarta, Kamis, 28 November 2024.
Hasil hitung cepat (quick count) beberapa lembaga survey secara konsisten menunjukkan perolehan suara Luthfi-Taj Yasin unggul di posisi terbanyak.
Hasil hitung cepat sementara Charta Politika per Kamis pukul 12.25 WIB menunjukkan pasangan Luthfi-Taj Yasin memperoleh 58,44 persen suara, sementara Andika-Hendrar 41,56 persen suara.
Dari hasil hitung cepat sementara Indikator, Luthfi-Taj Yasin mendapatkan 58,31 persen suara, sementara Andika-Hendrar 41,69 persen suara.
SMRC, dalam hasil hitung cepat sementaranya, menunjukkan pasangan Luthfi-Taj Yasin memperoleh 59,16 persen suara, dan Andika-Hendrar 40,84 persen suara.
Terlepas dari dukungan itu, kekalahan PDIP di Jawa Tengah yang selama ini dikenal sebagai kandang banteng diyakini juga karena karakter pemilih di provinsi itu diisi kelompok santri. Kelompok tersebut dinilai direpresentasikan dalam pasangan Luthfi-Taj Yasin.
“Karakter pemilih Jawa Tengah yang mana wilayah pantura (pantai utara Jawa) didominasi oleh masyarakat santri, yang lebih mendukung representasi kandidat nasionalis-santri yang tercermin di Luthfi-Yasin. Jaringan Nahdlatul Ulama sangat all out mendukung pasangan ini,” kata Umam.
Sementara kandidat yang diusung PDIP, Andika-Hendrar, keduanya merepresentasikan kelompok nasionalis.
“Dengan demikian, kekuatan KIM yang di-back up oleh Jokowi bisa memanfaatkan situasi rapuhnya barisan kekuatan PDIP di Jawa Tengah, ditambah lagi constraint (tantangan, red.) utama yang dihadapi calon PDIP pada Pilkada Jawa Tengah ini adalah faktor sangat terbatasnya waktu sosialisasi, termasuk untuk melakukan penetrasi ke segmen santri di Jawa Tengah,” kata Umam. (Lingkar Network | Anta – Beritajateng.id)
Produksi Ikan di Jateng Capai 410 Ton, Nilainya Tembus Rp 6,19 Triliun
SEMARANG, Beritajateng.id – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah mencatat peningkatan signifikan dalam hasil produksi ikan sepanjang tahun...