SALATIGA, Beritajateng.id – Data dari Dinas Pangan dan Pertanian Kota Salatiga mengungkap lahan pertanian menyusut hingga puluhan hektar dalam lima tahun terakhir. Kondisi tersebut berpotensi menurunkan produksi pangan lokal sekaligus memperbesar risiko hilangnya regenerasi petani.
Hal ini menjadi kekhawatiran bagi para petani di Kota Salatiga. Mereka mengaku resah regenerasi profesi petani akan terhenti karena generasi muda semakin enggan meneruskan usaha tani keluarga. Penyebab utamanya, lahan pertanian semakin menyusut akibat alih fungsi menjadi kawasan permukiman dan komersial.
Sukarman, petani asal Tingkir, mengungkapkan bahwa banyak pemuda di lingkungannya memilih beralih ke sektor lain. Alasannya, lahan yang tersisa terlalu sempit sehingga hasil pertanian tidak mampu mencukupi kebutuhan.
“Kalau sawahnya tinggal sedikit, hasilnya juga tidak seberapa. Anak-anak lebih memilih kerja di pabrik atau merantau,” ungkapnya, Senin, 15 September 2025.
Warga lainnya, Prapto, berharap pemerintah turun tangan agar minat anak muda terhadap dunia pertanian tidak semakin luntur. Menurutnya selain mempertahankan lahan produktif, Pemkot juga perlu memberikan program pembinaan maupun insentif bagi generasi muda yang mau terjun ke sektor pertanian.
“Kalau tidak ada perhatian serius, lama-lama profesi petani bisa punah di Salatiga,” ujarnya
Selain sebagai sebagai sumber mata pencaharian, ia mengungkap pertanian juga berperan menjaga ketahanan pangan.
“Kami berharap ada solusi agar anak-anak muda tetap mau bertani dan lahan yang ada bisa terjaga,” tegasnya.
Jurnalis: Lingkar Network
Editor: Tia
 
			

















