KENDAL, Beritajateng.id – Program pengadaan seragam batik dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal untuk siswa SD negeri disorot oleh Wakil Ketua Komisi D DPRD Kendal, Sulistyo Ari Bowo.
Menurutnya, pengadaan seragam batik yang diperkirakan memakan anggaran hingga Rp5 miliar tidak efektif di tengah kondisi efisiensi anggaran.
Ari menegaskan, pihaknya telah memberikan masukan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kendal terkait pengadaan seragam batik yang dinilai tidak efektif itu.
“Kami sudah ingatkan, tapi Disdikbud menyampaikan bahwa ini permintaan Bupati,” ujarnya, Senin, 8 September 2025.
Pada prinsipnya, lanjut Ari, efisiensi anggaran memang mendahulukan kesehatan dan pendidikan. Namun di bidang pendidikan, program juga harus dipilih sesuai kebutuhan utama.
“Prinsipnya sudah kami klarifikasi, seragam ini untuk identitas siswa Kendal. Tapi dengan efisiensi, tetap harus ada skala prioritas,” lanjutnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kendal, Ferinando Rad Bonay mengatakan, seragam batik motif khas Kendal yang dirancang Bupati Dyah Kartika Permanasari ini sudah dalam tahap e-katalog.
“Batik itu kan proses pengadaannya lama. Pertama itu kan motifnya, kalau motifnya dari ibu bupati selesai, kita cari bahannya yang bagus apa. Kemudian lab kainnya dulu, jadi benar-benar mereka menggunakan kain yang sudah kita lab-kan. Baru nanti kita proses di e-katalognya,” terang Ferinando.
Ia menyebut, pengadaan seragam batik gratis yang rencananya berjumlah 25 ribu pasang ini memakan anggaran sekitar Rp 5 miliar.
“Anggaran sekitar Rp 5 miliar. Dan ini untuk seragam SD Negeri saja, satu setel atas bawah, atasnya batik bawahnya putih. Jumlahnya sekitar 25 ribu seragam. Prosesnya saat ini sedang pembuatan dokumen maju e katalog,” ungkapnya.
Jurnalis: Lingkar Network
Editor: Tia