BLORA, Beritajateng.id – Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Blora, Artika Diannita, mengungkap bahwa kuota produksi makan bergizi gratis (MBG) dilebihkan satu persen setiap hari. Ia mengatakan, pelebihan itu digunakan sebagai antisipasi adanya kerusakan makanan saat proses pengiriman.
“Kita lebihkan satu persen. Bila penerima manfaat sekitar ada 3.000 siswa, maka kita memproduksinya 3030 porsi makanan,” terangnya, Sabtu, 18 Januari 2025.
Selain untuk mengantisipasi kerusakan makanan, Artika menjelaskan bawha konsep tersebut untuk mengantisipasi kekurangan antara jumlah makanan dan siswa.
“Meminimalisir adanya kekurangan dalam distribusi program MBG,” kata dia.
Artika menjelaskan bahwa terdapat 22 menu yang akan disajikan secara berbeda kepada para siswa per 22 hari.
“22 variasi menu itu untuk mengantisipasi agar siswa tidak bosan dengan menu yang disajikan,” ujarnya.
Selain itu, ia mengatakan bahwa satu porsi yang diterima siswa memiliki ukuran yang berbeda, tergantung pada jenjang pendidikannya. Untuk siswa Paud hingga SD kelas 1,2,3 memiliki gramasi yang berbeda dibandingkan siswa SD 4,5,6 hingga SMA.
“Udah ada gramasinya. untuk porsi kecil ada 70 gram, untuk besar 200 gram. Untuk sayuran juga ada gramasinya sesuai instruksi Badan Gizi Nasional,” terangnya.
Ia mengungkap bahwa pihaknya tidak menyetok logistik dalam waktu lama. Logistik bahan kering, seperti beras, minyak goreng, garam, gula dan yang lainya di stok dalam dua hingga tiga hari.
“Sementara, untuk logistik sayuran, buah, ayam kita tidak memiliki stok. Semua diantarkan oleh supplier pada H-1 produksi,” terang Artika. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Beritajateng.id)