KUDUS, Beritajateng.id – Festival Ampyang Maulid Nabi Muhammad SAW oleh Universitas Muria Kudus (UMK) diwarnai iring-iringan pakaian adat dan diikuti oleh puluhan mahasiswa. Delegasi Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) dari UMK juga ikut memeriahkan festival Ampyang Maulid yang berlangsung di Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati pada Sabtu (08/10).
Mahasiswa PMM Nusantara ini, ikut berjalan dan berpose menggunakan pakaian adat dari daerah asal mereka. Ampyang Maulid sendiri merupakan festival budaya yang sudah menjadi kegiatan rutin oleh warga Desa Loram Kulon dalam memperingati hari Maulid Nabi Muhammad SAW setiap tanggal 12 Rabi’ul Awwal.
Ketua panitia Ampyang Maulid, Anis Aminuddin menyebutkan, kirab ini merupakan acara puncak dalam memperingati bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kirab ampyang Maulid ini merupakan puncak kegiatan yang tepat dilaksanakan tanggal 12 Rabiul Awwal, tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW.
“Desa Loram Kulon juga melaksanakan Loram Expo guna menyambut rangkaian acara maulid,” imbuhnya.
Kirab ampyang lanjutnya, merupakan parade membawa tandu ampyang dengan finish di masjid wali Loram Kulon. Kirab ini menggunakan tandu ampyang yang berisi kerupuk ketela berwarna warni, didalamnya juga berisi makanan, jaddah, dan hasil bumi, setelah sampai di masjid wali akan di doakan bersama serta dibagikan ke masyarakat.
“Ada sekitar 50 peserta kirab yang terlibat dalam pelaksanaan ampyang maulid ini,” ucapnya.
Pria yang juga menjadi Pembina di Yayasan Pembina UMK memberikan apresiasi atas keikutsertaan mahasiswa nusantara untuk ikut dalam festival Ampyang Maulid.
Baca Juga
Startup Koperin Karya Mahasiswa UMK Sabet Juara 2 National Innovative Business Competition
“Kami ucapkan terimakasih atas partisipasi adik-adik mahasiswa dari berbagai nusantara ini, harapannya mereka bisa mengenal kearifan lokal yang ada di loram kulon, nantinya dapat menceritakan dan mempromosikan ke daerah asal mereka,” terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Disbudpar Kabupaten Kudus, Mutrikah juga mengapresiasi penyelenggaraan Ampyang Maulid. Pihaknya optimis dengan digelarnya tradisi budaya ini akan bisa mendatangkan multiplayer efek terhadap ekonomi dari masyarakat.
“Hadirnya adik-adik dari seluruh nusantara ini menjadi satu promosi gratis bagi kami, mereka bisa cerita, bawa oleh-oleh dokumentasi yang bisa di up dan sebar luaskan yang berdampak positif bagi wisata kudus,” ucapnya bangga.
Pihaknya juga senang dengan kreatifitas masyarakat Desa Loram Kulon pada acara ini. Meski saat pelaksanaan kirab terjadi hujan yang cukup deras, masyarakat masih antusias dalam mengikuti jalannya acara.
“Kirab budaya ini sangat meriah, banyak kreatifitas yang muncul dari masyarakat unik-unik, ini merupakan kali pertama saya mengikuti festival seramai ini,” paparnya. (Beritajateng.id | Humas-Linfokom UMK)