BLORA, Beritajateng.id – Angka stunting di Kabupaten Blora meningkat pada tahun ini. Berdasarkan penilaian Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Blora lebih tinggi 0,3 persen daripada tahun sebelumnya yakni 21,2 persen, sehingga menjadi 21,5 persen.
Kepala Dinkesda Blora Edi Widayat meminta agar masyarakat turut ikut berperan aktif dalam menurunkan angka stunting tersebut.
“Stunting sudah masuk program rutin. Setiap bulan kita tetap melakukan penimbangan balita untuk memantau tumbuh kembang mereka. Dari situ bisa terlihat apakah berat badan naik atau turun, juga pertambahan tinggi badan,” jelas Edi, Minggu, 7 September 2025.
Untuk mendukung program ini, pihaknya mengoptimalkan anggaran Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), yang diantaranya dialokasikan untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal.
“Selain itu, Dana Desa juga dilibatkan dalam penanganan gizi buruk, kurang gizi, hingga pencegahan stunting,” tambah Edi.
Menurut Edi, penekanan angka stunting itu harus melibatkan semua pihak, baik dari dana pusat hingga dana desa. Sehingga anak-anak mendapatkan perhatian sejak dini.
“Kalau ada kasus gizi buruk, langsung kita tangani dengan kolaborasi lintas sektor,” tambahnya.
Edi menekankan, intervensi stunting paling penting dimulai dari remaja putri, baik dari usia pernikahan hingga jarak lahir anak. Ia menjelaskan alat reproduksi wanita memiliki batas minimal untuk siap mengandung dan melahirkan seorang bayi.
“Alat reproduksi remaja putri yang belum siap sangat berpotensi melahirkan bayi stunting. Lalu jarak usia anak juga menjadi faktor penting, karena perhatian orang tua terhadap gizi anak terpecah,” ujar dia.
Menurutnya, faktor potensi terjadinya stunting sangat banyak. Selain pemenuhan gizi balita, ada faktor genetik dan pola makan ibu menyusui yang turut mempengaruhi stunting. Serta, ada faktor kondisi rumah, air, hingga lingkungan tumbuh kembang balita.
“Pada ilmu kesehatan lingkungan menyumbang 80 persen penyumbang adanya penyakit pada manusia. Sehingga dari penyakit itu menjadikan faktor genetik dan faktor kesehatan ibu menyusui yang menyebabkan stunting pada balita,” imbuh Edi.
Jurnalis: Lingkar Network
Editor: Tia