BLORA, Beritajateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora akan mendapatkan bantuan sebanyak 50 unit untuk pembangunan jamban dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Namun, program jambanisasi ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai 200 unit.
“Tahun 2024, Kabupaten Blora mendapatkan bantuan pembangunan jamban dari provinsi sekitar 200 unit,” ujar Subkoord Kesehatan Lingkungan Kesehatan Kerja dan Olahraga (KLK2O) Dinkesda Blora, Tutik Rahayu, Minggu, 27 Juli 2025.
Sementara pada tahun ini, kata dia, baru ada bantuan pembangunan jamban dari Bank BKK dan BAZNAS.
“BKK 6 unit, dan BAZNAS 30 unit, data langsung dari DTKS,” katanya.
Tutik mengungkap, jambanisasi di Kabupaten Blora masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang membutuhkan program berkelanjutan.
“Di 16 kecamatan masih banyak warga yang belum memiliki jamban,” tuturnya.
Meski begitu, Tutik mengungkapkan kesadaran masyarakat terhadap buang air besar (BAB) sudah mencapai 100 persen.
“Sejak tahun 2019, Kabupaten Blora sudah mendapatkan predikat ODF (Open Defecation Free). Artinya kesadaran masyarakat sudah sepenuhnya membaik,” katanya.
Lebih lanjut, saat ini pihaknya getol melakukan sosialisasi terhadap kebiasaan masyarakat agar tidak mengulang kebiasaan BAB di sembarang tempat.
“Tetap harus ada penyuluhan untuk tidak kembali membuang air besar sembarangan. Trend itu tetap naik terus dan dapat dipertahankan,” terangnya.
Saat ini sasaran yang menjadi fokus sosialisasi terkait jambanisasi, kata dia, adalah desa lokus stunting. Pihaknya juga melakukan edukasi kepada lansia dan ibu yang mempunyai balita agar membersihkan popok dari feses sebelum dibuang.
“Selain lansia juga para orang tua yang masih memiliki bayi. Jadi feses itu harus dipisahkan sebelum popoknya dibuang ke tempat sampah,” katanya.
Jurnalis: Lingkar Network
Editor: Utia Lil