BLORA, Beritajateng.id – Warga Dukuh Kedungserut, Desa Jiken, Kecamatan Jiken mengeluhkan polusi udara yang diduga berasal dari aktivitas pembakaran batu kapur di PT Pentawira.
Para warga setempat mengeluhkan perih mata akibat debu tersebut. Salah satu warga, Sugiyanto (45) mengatakan, polusi udara itu terjadi sejak PT Pentawira beroperasi pada Desember 2024 lalu.
Ia menduga, debu yang menyebabkan polusi udara itu berasal dari kegiatan pembakaran batu kapur.
“Polusi debu sampai ke rumah. Tapi kalau kebisingan bisa ditoleransi. Terkait debu itu saya buktikan saat malam hari dengan senter dan debu kelihatan beterbangan,” ujar Sugiyanto, Selasa, 22 Juli 2025.
Ia mengungkap, para warga sudah melakukan komplain ke pihak PT Pentawira. Pihak pabrik sempat menjanjikan menangani masalah itu setelah lebaran, namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut.
“Dampaknya terhadap tanaman. Kalau debu nempel ke daun bisa mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu. Dan jika menempel di rumput, hewan ternak tidak mau makan. Kami berharap pabrik segera menindaklanjuti keluhan warga karena jarak pabrik dengan rumah warga, tidak ada 10 meter,” ujarnya.
Selain itu, Sugiyanto mengatakan para warga juga terganggu dengan kebisingan di PT Pentawira karena pabrik tersebut beroperasional mulai jam 5 pagi sampai 8 malam. Bahkan berlanjut dari jam 12 malam sampai subuh.
Sugiyanto mengungkap, para warga meminta kompensasi atas masalah ini serta fasilitas pemeriksaan kesehatan.
“Keinginan warga ada kompensasi uang dan ada pemeriksaan kesehatan berkala kepada warga sekitar, karena pabrik ini besar dan selamanya,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Selamet, Ketua RT.7 RW.4 Desa Jiken. Ia mengaku sering mendapat aduan mata perih dari warga akibat aktivitas PT Pentawira.
“Kami sudah komplain kepada orang kepercayaan pabrik. Tapi sampai saat ini belum ada tindak lanjut dari pabrik. Kasihan warga saya, mereka sering mengeluh matanya perih,” ujar Selamet.
Sementara itu, Humas PT Pentawira Rahman saat dikonfirmasi mengklaim selama ini tidak ada keluhan dari warga sekitar.
“Keluhan warga selama ini tidak ada. Malah membawa dampak positif tenaga kerja,” ujar Rahman, Selasa, 22 Juli 2025.
Jurnalis: Lingkar Network
Editor: Utia Lil