JAKARTA, Beritajateng.id – Semakin terkendalinya penyebaran Covid-19, pelan-pelan ekonomi berlangsung pulih. Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik. Indikator yang dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi.
Pada perkembangan nilai tukar 18-22 April 2022, rupiah ditutup stabil di level (bid) Rp 14.343 per dolar AS. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik di 6,95 persen.
“Untuk DXY menguat ke level 100,58. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke level 2,910 persen,” ujar Direktur Kepala Grup Departemen Komunikasi BI, Junanto Herdiawan di Jakarta, Jumat (22/4)
Baca Juga
Pencairan BLT Minyak Goreng di Temanggung Bakal Rampung H-7 Lebaran
Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III April 2022, lanjut Junanto, perkembangan harga pada Minggu III April 2022 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi 0,74 persen (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi April 2022 secara tahun kalender sebesar 1,95 persen (ytd) dan secara tahunan sebesar 3,26 persen (yoy).
Penyumbang utama inflasi April 2022 sampai dengan minggu III yaitu komoditas minyak goreng sebesar 0,26 persen (mtm). Kemudian, bensin sebesar 0,18 persen (mtm), daging ayam ras sebesar 0,08 persen (mtm), bahan bakar rumah tangga sebesar 0,04 persen (mtm).
“Selanjutnya, telur ayam ras, sabun detergen bubuk/cair dan jeruk masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm), daging sapi, bawang putih, tempe, bayam, kangkung, nasi dengan lauk, ayam goreng, rokok kretek dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm). Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi pada periode minggu ini yaitu tomat dan cabai rawit masing-masing sebesar -0,02 persen (mtm) dan -0,01 persen (mtm),” pungkasnya. (Lingkar Media Network | Koran Lingkar)