SEMARANG, Beritajateng.id – Momen tak mengenakkan terjadi saat kegiatan bazar UMKM yang diadakan di Gerai Kopimi, tepatnya di depan Kantor Kecamatan Candisari, Kota Semarang. Pasalnya, kegiatan tersebut merupakan salah satu agenda bazar Usaha Mikro, Kecil dan Menegah (UMKM) sekaligus pendistribusian minyak goreng.
Seperti yang dialami oleh salah satu warga Kecamatan Candisari, Wibi. Dirinya mengaku, dari pagi sekitar pukul 6 menyempatkan untuk hadir ke agenda bazar UMKM agar mendapatkan minyak goreng. Meskipun jarak antara bazar UMKM dengan rumahnya bisa dibilang cukup dekat, dirinya bersama beberapa rekannya rela mengantre dari pagi untuk mendapatkan minyak goreng.
Namun nahas, setelah lama menunggu hasilnya nihil. Dirinya dan puluhan rekannya tidak mendapatkan satu liter pun untuk dibawa pulang ke rumah.
“Di rumah tidak ada minyak, apalagi di warung tidak ada yang jual, nggak tahu memang tidak ada atau disembunyikan. Soalnya, saat ini mau beli minyak nggak ada,” ujar Wibi pada Selasa (22/3).
Wibi mengaku, bahwa minyak yang didistribusikan di Kecamatan Candisari hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang terdaftar di UMKM Gerai Kopimi. Dirinya sangat menyesalkan karena belum adanya sosialisasi terkait distribusi minyak goreng di bazar tersebut.
Baca Juga
Harga Minyak Goreng Naik, DPRD Pati Wardjono Minta Pemerintah Pastikan Stok
Sementara Ketua Gerai Kopimi Kecamatan Candisari Semarang, Ringgo Sucahyo Tunggal Reno mengatakan, kegiatan Gerai Kopimi saat ini selain bazar UMKM juga pendistribusian minyak goreng lantaran minyak goreng masing langka dan sulit didapatkan.
“Karena itu kita minta tolong kepada pihak Bulog dan dinas perdagangan untuk mengadakan bazar dengan harga minyak sesuai harga pasaran yang terjangkau,” terangnya.
Reno sapaannya mengaku, pengadaan bazar minyak goreng saat ini dengan dropping sebanyak 500 liter. Dari jumlah keseluruhan tersebut, dia bagi menjadi 7 kelurahan, dan setiap kelurahan mendapatkan 50 liter dengan rincian per satu pelaku usaha dari jumlah 50 tersebut mendapat 1 liter minyak goreng.
“Jadi di sini ketuanya tinggal ambil. Sebanyak 50 liter minyak goreng setelah itu kita dropping kepada pelaku usaha-usaha kepada kelurahan masing-masing,” ucapnya.
Terkait dengan beberapa warga yang tidak mendapatkan minyak goreng, dia mengaku kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang pendistribusian minyak goreng yang di peruntukkan bagi pelaku UMKM.
Baca Juga
DPRD Pati Wardjono Soroti Kenaikan Harga Minyak Goreng
“Ya maaf karena kurang sosialisasi, yang seharusnya sudah diinformasikan pada tanggal 30 atau bahkan 21. Karena mengikuti jadwal dari Bulog ini kan mungkin sosialisasi kurang. Hanya seperti itu,” terangnya.
Untuk harga minyak goreng pada bazar tersebut, dipatok Rp 18.000 dan setiap pelaku hanya boleh mengambil satu bagian minyak goreng.
Sementara Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Nurkholis menyebut, terkait kegiatan bazar UMKM sekaligus pendistribusian minyak goreng tidak menyalahi aturan. Menurutnya, kegiatan tersebut selama ini sudah diadakan di beberapa titik di Kota Semarang
“Jadi untuk operasi dalam hal ini bazar, bukan operasi minyak goreng. Terkait hal ini tidak menyalahi aturan. Memang hal itu bisa, karena di satu sisi juga waktu bazar di Kecamatan Semarang Timur, kemudian, di Mijen dan Gunungpati juga diperuntukkan oleh masyarakat langsung,” katanya. (Lingkar Media Network | Koran Lingkar)