SEMARANg, Beritajateng.id – Program makan bergizi gratis (MBG) di Kota Semarang diperkirakan bisa menghasilkan sekitar satu ton sampah setiap harinya.
Sampah tersebut terdiri dari sisa bahan makanan (food loss) dan makanan terbuang (food waste) yang berasal dari 55 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang sudah berdiri di Kota Semarang.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Arwita Mawarti mengatakan pengelolaan sampah tepat perlu dilakukan agar tidak menimbulkan masalah lingkungan.
“Jumlah sampah yang dihasilkan cukup besar, sehingga perlu dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan persoalan lingkungan,” ujarnya.
Sebagai langkah awal, DLH mendorong kerja sama antara dapur MBG dan Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) di tingkat lokal.
Arwita mengatakan, saat ini TPS 3R Jabungan telah ditetapkan sebagai lokasi percontohan dan telah bermitra dengan enam dapur SPPG.
“Ke depan akan ada tambahan sepuluh dapur MBG lagi yang menjalin kerja sama dengan TPS 3R Jabungan,” jelasnya.
Arwita menambahkan, pola kerja sama dilakukan antara pengelola dapur MBG dan masyarakat pengelola TPS 3R, dengan DLH berperan sebagai pembina dan pengawas.
“Semua TPS 3R di Kota Semarang berada di bawah pembinaan DLH. Kami memberikan pendampingan agar pengelolaan sampah berjalan efektif,” terangnya.
Ia menegaskan, inisiatif ini merupakan bagian dari strategi Pemkot Semarang untuk memastikan program MBG berjalan berkelanjutan tanpa menimbulkan dampak lingkungan negatif.
“Harapannya, seluruh dapur MBG di Kota Semarang dapat bermitra dengan TPS 3R terdekat agar pengelolaan sampah lebih efisien,” pungkasnya.
Jurnalis: *Red
Editor: Tia