JEPARA, Beritajateng.id – Nama Adam Maulana memang tidak asing lagi di dunia pencak silat di wilayah Kabupaten Jepara hingga Jateng DIY. Sebab atlet muda berbakat berusia 23 tahun ini, banyak menorehkan prestasi sejak masih pelajar SMP.
Karirnya pada bidang olah raga pencak silat, merupakan bimbingan mendiang orang tuanya Abdurrohman.
“Saya belajar pencak silat dengan ayah sejak duduk dibangku SD Negeri 01 Sendang. Alhamdulilah 3 tahun berturut-turut saya memegang medali emas dan juga pernah berlaga di event nasional,” kata Adam.
Adam juga pernah berlaga pada turnamen tingkat Asia Tenggara dan memperoleh gelar Pesilat terbaik Dewantara Champion se Asia Tenggara.
“Mulai dari kabupaten sampai Asia Tenggara udah saya raih hingga mencapai gelar pesilat terbaik se-Asia Tenggara,” sambung Adam.
Perjalanan pria kelahiran 03 Maret 1999 menjadi atlet memang sangat berat. Sempat menumpang bahkan berbulan – bulan tidur di depan trotoar box depan sekolah dengan hanya makan dari rasa peduli teman pernah ia rasakan hingga akhirnya masuk asrama Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
“Sendirian pindah ke Yogyakarta waktu masih SMP dan sempat 6 bulan tidur di depan sekolah karena sampai akhirnya masuk seleksi di PPLP DIY dengan menyandang peringkat 3 dari 156 peserta berbagai usia yang rata – rata sudah usia sekolah SMA,” kenanganya.
Dulunya kenang Adam, pihaknya nya bersekolah di SMP N 1 Mayong. Tetapi, karena ingin masuk di PPLP DIY, dirinya memberanikan diri untuk pindah ke SMP N 2 Pleret Bantul dan melanjutkan pendidikan SMA diselesaikan di SMA N 1 Sewon Bantul.
Putra bungsu dari 7 bersaudara putra pasangan almarhum Siti Khotijah dan almarhum Abdurrohman mengaku. Alasan pindah ke Yogyakarta karena merasa kecewa dengan sistem perekrutan atlet untuk kejuaraan daerah maupun nasional di Jepara. Sebab sistem perekrutannya hanya melihat satu perguruan saja tanpa melihat potensi atlet.
“Hal itu pun sampai sekarang masih berlaku dan bukan rahasia umum lagi. Tinggal siapa yang lobinya kuat dia yang terpilih. Padahal ketika ikut seleksi saya tidak pernah kalah dan selalu lolos tapi tidak pernah dapat panggilan memperkuat di Jepara,” sambungnya.
Baca Juga
Jadi Tuan Rumah Porprov 2023, Rembang Masih Kurang Anggaran Rp 5,8 Miliar
Bahkan ketika dirinya menjuarai One Pride Mix Martial Art (MMA) yang ditayangkan oleh televisi Nasional tahun 2021 Bupati Jepara tidak melirik sama sekali. Bahkan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jepara beralasan event tersebut merupakan individu.
“Saya tidak tahu alasan Bupati, tapi yang mengecewakan adalah alasan dari KONI, padahal bawa nama Daerah dan juga sponsor dari Jepara dan biayanya pun dari sponsor dan juga pribadi,” imbuh Adam.
Menurutnya, bukan masalah soal event tersebut bersifat individu atau tidak, tapi setidaknya bisa melihat kualitas atlet sudah teruji. Sehingga, bisa membantu mengangkat nama Jepara dalam ajang bergengsi tingkat Provinsi maupun Nasional.
“Sangat kecewa dengan pernyataan KONI waktu itu, padahal pihak sponsor dan official sudah berkali – kali menyinggungnya baik di media sosial maupun bertemu secara langsung,” terangnya.
Ia masih menyimpan harapan untuk bisa bertanding mengharumkan nama Jepara di kancah olahraga seni beladiri. Pihaknya juga berharap, pemerintah lebih jeli dalam melihat potensi atlet bukan dari perguruannya namun lebih ke kualitas dan prestasi individu.
“Mudah-mudahan kedepan lebih baik lagi utamanya dalam pembinaan dan menjamin masa depan atlet Jepara,” harapnya.
Ditanya mengenai kesibukannya saat ini, Adam mengaku saat ini fokus dengan pekerjaannya di salah satu pengawas perusahaan di kawasan industri Kecamatan Kalinyamatan Jepara. Ia pun juga ditunjuk sebagai pelatih beladiri untuk tenaga keamanan perusahaan tempatnya bekerja.
“Alhamdulillah selama ini istri selalu mendukung sementara fokus dulu di pekerjaan. Kalau nurutin ego maunya pengen lanjut lagi berprestasi karena banyak tawaran yang datang dari luar bahkan untuk berlaga kembali di one pride mma dan juga porprov untuk membela kabupaten lain,” pungkasnya. (Lingkar Media Group | Koran Lingkar)