SEMARANG, Beritajateng.id – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi memasang target produksi tanaman pangan dan peternakan dalam rangka meneguhkan posisi Jateng sebagai lumbung pangan dan penopang industri nasional pada 2026.
Pada produksi padi, ia menargetkan sebanyak 9.380.811 ton, jagung 3.446.000 ton, dan kedelai 78.704 ton.
Sementara di sektor peternakan, ia menargetkan produksi daging sebanyak 976.686.848 kilogram, susu sebanyak 76.017.815 liter, dan produksi telur sebanyak 938.181.867 kilogram. Sedangkan, target produksi perikanan budidaya pada 2026 sebesar 618.135 ton.
Hal itu ia sampaikan saat membuka Musyawarah Rencana Pembangunan Rapat Kerja Pemerintah Daerah (Musrenbang RKPD) 2026, di Grhadika Bhakti Praja, Selasa, 26 Mei 2025.
“Hari ini kita lakukan brain storming dan kita finalkan, bahwa Jawa Tengah untuk tahun 2026 adalah swasembada pangan dalam rangka menopang industri nasional. Ini selaras dengan RPJMN, bahwa kedaulatan pangan di wilayah kita akan kita perkuat,” ujarnya.
Untuk mendukung target tersebut, Luthfi mengaku telah menyusun 16 langkah menuju Jateng sebagai lumbung pangan nasional. Di antaranya, pupuk mudah bagi petani, subsidi solar bagi nelayan dan ketersediaan daycare untuk buruh di kawasan industri.
Selain itu, terdapat pembelian hasil panen petani dan nelayan oleh BUMD Jateng Agro Berdikari, peningkatan pelatihan sertifikasi Juru Sembelih Halal dan standar pemotongan hewan, juga program asuransi gagal panen bagi petani dan nelayan lewat Jamkrida.
“Jadi BUMD kita adalah tulang punggung sebagai penjuru, apabila petani nelayan kita bermasalah pada saat hasil panen,” ungkapnya.
Lebih lanjut, langkah lainnya yakni intervensi peningkatan produksi sektor pertanian. Di antaranya stimulan benih padi seluas 100.101 hektar, benih jagung seluas 3.000 hektar, dan benih kedelai seluas 1.000 hektar.
Ia mengatakan, intervensi juga dilakukan untuk merehabilitasi jaringan irigasi tersier sebanyak kurang lebih 609 paket, dan irigasi alternatif berupa sumur dangkal, irpom, irpop dan sprinkle sebanyak 55 unit. Selain itu ada intervensi untuk asuransi gagal panen, pembangunan embung, pengamanan produksi dari serangan hama dan dukungan alsintan.
Pada sektor peternakan, kata dia, intervensi dilakukan dengan penyediaan benih dan bibit berupa produksi semen beku sebanyak 490.000 dosis di 35 kabupaten/ kota, serta penambahan 3.000 indukan sapi perah.
Adapula penanggulangan penyakit dan zoonosis, berupa vaksinasi 500.000 ekor, pengobatan 10.000 ekor, dan surveilans untuk 2.000 ekor, Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner, penyediaan hijauan pangan dan penyediaan pasar produk hasil pertanian dan informasi pasar.
Sementara, intervensi di sektor perikanan yakni pengembangan nilai salin, pengembangan pakan mandiri, penyediaan 6 juta benih nila, peningkatan sarpras pelabuhan perikanan Pantai Tasikagung dan Asuransi Nelayan.
Diketahui, agenda Musrenbang tersebut dihadiri unsur Forkopimda Jawa Tengah, perwakilan Kementerian Pertanian, Kementerian Dalam Negeri, juga bupati/wali kota dari 35 wilayah.
Editor: Utia Lil