SEMARANG, Beritajateng.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang akan melakukan skrining penyakit Tuberkulosis (TBC) dengan target 10 ribu orang yang menjadi sampel selama empat bulan.
Kepala Dinkes Kota Semarang Abdul Hakam menjelaskan, sampel tersebut akan dipilih dari daerah yang angka persentase penderita TBC masih tinggi.
Ia mengatakan, ada tiga kecamatan yang tercatat sebagai daerah dengan kasus TBC paling tinggi. Yakni, Kecamatan Gunungpati, Genuk, dan Ngaliyan.
“Kita kan dapat bantuan tiga alat skrining dari pusat, kita nanti pusatkan di tiga kecamatan ini dan kecamatan terdekat, misal di Ngaliyan bisa cover wilayah lainnya, lalu di Gunungpati, dan Bangetayu untuk Genuk wilayah Timur dan Utara,” katanya, baru-baru ini.
Hakam tidak merinci angka penderita TBC di masing-masing kecamatan tersebut. Namun, dari alat skrining TBC yang diberikan oleh pemerintah pusat dan provinsi, pemeriksaan bisa dilakukan untuk 50 sampel dalam satu hari, termasuk menggunakan X-ray untuk memeriksa kesehatan paru -paru.
Tiga alat skrining dari pemerintah itu, kata dia, diberikan di Puskesmas Bangetayu, Puskesmas Ngaliyan, dan Puskesmas Gunungpati. Selain skrining TBC, pihaknya pun akan menggencarkan cek kesehatan gratis (CKG) secara masif dan gratis.
“Misal di Bangetayu, ada swab dan sinar X, jadi nggak perlu ke rumah sakit. Bisa dilakukan di tiga puskesmas,” jelasnya
Lebih lanjut, Hakam mengatakan ada dua ciri-ciri pasien yang mengarah pada positif TBC, yaitu batuk yang tak kunjung reda selama dua minggu lebih, berat badan turun, dan nafsu makan turun.
“Kalau ada ciri-ciri itu segera swab dahak sama dilakukan pemeriksaan X-ray, jika positif TBC, maka akan dilakukan pengobatan selama enam bulan. “Sementara kalau negatif akan dilakukan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) selama 12 minggu,” tutur dia.
Saat ini di Kota Semarang ada 2.300 kasus TBC yang masih dalam pengobatan. Penderita terbanyak ada di Gunungpati, Ngaliyan, Genuk dan Semarang bagian Utara.
“Saat ini 2.300 kasus yang belum selesai pengobatan. Sebetulnya ada 3.300 tapi ada yang sudah selesai pengobatan,” katanya.
Jurnalis: Lingkar Network
Editor: Tia