SEMARANG, Beritajateng.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bersama Rumah Sakit Daerah K.R.M.T. Wongsonegoro (RSWN) serta Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Semarang meluncurkan program Pijar (Pemuda Peduli dan Jaga Kesehatan Mental Remaja).
Program Pijar ini menjadi langkah kolaboratif lintas sektor untuk memperkuat ketahanan mental remaja di era digital yang penuh tantangan. Peluncuran program berlangsung di Ballroom Paviliun Amarta lantai 3 RSWN, bersamaan dengan Seminar Kesehatan Mental Remaja bertajuk “Scroll With Care: Remaja, Media Sosial, dan Kesehatan Mental.”
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti memberikan apresiasi kepada RSWN, KNPI, dan Fakultas Psikologi Undip atas komitmen mereka dalam membentuk jejaring pendampingan kesehatan mental bagi pelajar.
“Saya sangat bersyukur KNPI, RSWN, dan Fakultas Psikologi Undip bisa menjemput bola ke sekolah-sekolah, terutama di tingkat SMP. Usia remaja merupakan fase yang rentan terhadap gangguan kesehatan mental,” ujarnya, Selasa, 15 Oktober 2025.
Agustina menilai, derasnya arus informasi di dunia digital menjadi tantangan besar bagi remaja masa kini. Media sosial menurutnya bukan hanya sarana komunikasi, tetapi juga ruang pembentukan identitas diri yang bisa berdampak pada kondisi psikologis.
“Banyak anak mencari validasi sosial dari layar ponsel mereka. Tanpa pendampingan yang tepat, mereka bisa kehilangan arah,” ucapnya.
Selain itu, ia menegaskan pentingnya peran guru BK dalam menjaga kesehatan mental siswa. Ia meminta mereka tidak hanya membimbing secara akademis, namun juga psikologis.
“Guru BK bukan sekadar pembimbing akademik, tapi juga garda depan yang membantu anak-anak menjaga keseimbangan emosional,” tambahnya.
Menurut Agustina, pertumbuhan anak harus disokong dengan kekuatan mental yang sehat, sehingga nantinya dapat berdampak pada kesehatan dan kecerdasan.
“Kami ingin anak-anak tumbuh bukan hanya cerdas secara akademik, tapi juga tangguh secara mental,” katanya.
Sementara itu, Direktur RSWN dr. Eko Krisnarto menuturkan bahwa kesehatan jiwa merupakan salah satu isu kesehatan yang serius di Indonesia.
Berdasarkan data Kemenkes RI, sekitar 35 juta orang mengalami depresi, dan sebagian besar berasal dari kelompok usia remaja.
Sebagai bentuk upaya nyata, RSWN mengembangkan instrumen deteksi dini gangguan mental berbasis digital bernama Sultan Mataram yang terhubung dengan aplikasi MyRSWN dan bisa diunduh melalui Playstore.
“Sejak 2024, kami telah melakukan skrining mandiri di 15 sekolah terhadap lebih dari 6.000 siswa. Dari jumlah itu, 720 siswa terindikasi membutuhkan pendampingan psikologis,” ungkapnya.
Sedangkan, Ketua DPD KNPI Kota Semarang Yohana Citra Mahardika menegaskan bahwa program Pijar merupakan gerakan berkelanjutan.
“Setelah seminar ini, kami akan mengunjungi SMP-SMP di Kota Semarang bersama tim Gerakan Sehat Mental BEM Psikologi Undip. Di sana, kami akan mengadakan sesi berbagi, afirmasi positif, dan kegiatan menyenangkan bagi siswa,” ujar Citra.
Ia menambahkan, langkah tersebut merupakan bentuk nyata komitmen KNPI dalam menjangkau remaja yang membutuhkan dukungan psikologis.
“Kami ingin memastikan tidak ada remaja Semarang yang merasa sendirian. PIJAR hadir sebagai teman dan jembatan bagi mereka,” tegasnya.
Jurnalis: *Red
Editor: Tia


















