SEMARANG, Beritajateng.id – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengingatkan seluruh pengelola pondok pesantren (ponpes) di wilayahnya untuk mengambil pelajaran dari tragedi ambruknya bangunan Ponpes Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
Ia menegaskan, pembangunan gedung ponpes harus dilakukan oleh tenaga ahli di bidang konstruksi agar kejadian serupa tidak terulang.
“Saya berpesan bila pembangunan gedung, sebaiknya dilakukan oleh ahli di bidangnya. Tragedi di Sidoarjo ini menjadi pelajaran bersama, bukan hanya bagi ponpes, tetapi juga pengembang, mandor, dan siapa pun yang terlibat dalam pembangunan,” ujar Taj Yasin di Semarang, Kamis, 8 Oktober 2025.
Terkait informasi adanya pelibatan santri dalam proses pembangunan gedung Ponpes Al-Khoziny, Taj Yasin menilai hal tersebut dilakukan dalam konteks spiritual atau ngalap berkah, bukan sebagai tenaga kerja utama.
“Santri itu hanya ikut membantu, bukan mandor atau pekerja yang menyusun bangunan. Biasanya mereka hanya membawakan bata atau semen untuk mempercepat pekerjaan, terutama di lokasi yang tidak bisa menggunakan alat berat. Tapi tetap, pengawasan dan kendali harus dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian di bidang bangunan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Wagub yang akrab disapa Gus Yasin itu menyampaikan akan mensosialisasikan pentingnya pelibatan tenaga ahli dalam setiap pembangunan ponpes di Jawa Tengah. Ia tidak ingin tragedi serupa menimpa pesantren-pesantren di 35 kabupaten/kota di provinsi tersebut.
“Pesan saya kepada para kiai dan pengelola ponpes, jika ada bangunan yang sudah tidak layak, segera dilakukan pemugaran. Tapi jangan lupa, tetap libatkan ahli bangunan agar aman dan sesuai standar,” tegasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, gedung tiga lantai yang mencakup musala dan asrama putra Ponpes Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk pada Senin, 29 September 2025 sore. Saat kejadian, ratusan santri diketahui sedang melaksanakan salat Asar berjemaah di bangunan yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.
Jurnalis: *Red
Editor: Tia