PATI, Beritajateng.id – Sebanyak 31 peserta coaching clinic atau pelatihan dasar marching band tingkat nasional hadir pada acara yang diprakarsai oleh Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) Kabupaten Pati pada 28 Juli 2023 hingga 30 Juli 2023. Peserta yang hadir berasal dari beberapa kota besar seperti Yogyakarta, Batang, Kendal, hingga Denpasar Bali.
Ketua Panitia IMC M. Imamu Muttaqin mengungkapkan, pelatihan tingkat dasar sertifikasi persatuan drum band indonesia (PDBI) ini menghadirkan narasumber dan praktisi yang memiliki kompetensi, keahlian, dan pengalaman di bidang marching band.
“Diantaranya adalah, Waketum Pembinaan dan Prestasi (Binpres) Pengurus Pusat Persatuan Drum Band Indonesia (PP PDBI) Apri Sugiarto, Music Educator Andre Marino Jobs, dan Color Guard Diana Sari Sadiyo,” bebernya.
Baca Juga
RS Mitra Bangsa Pati Berikan Layanan Trauma Healing Bagi Anak-Anak Desa Godo
Imam sapaan karibnya merinci, pelatih yang ikut pada pelatihan dasar sejumlah 31 pelatih, diantaranya berasal dari beberapa wilayah diluar Jawa Tengah. Peserta dari Denpasar Bali 1 orang, Yogyakarta 2 orang, Batang 3 orang, Magelang 1 orang, Karanganyar 1 orang, Banjarnegara 1 orang, Kendal 11 orang, Pekalongan 1 orang, Semarang 7 orang, Demak 1 orang, Jepara 1 orang dan Pati 1 orang.
“Dari Pati hanya 1 orang. Selebihnya dari luar semua. Alhamdulillah antusias dan partisipasi para pelatih dari luar kota sangat baik,” ucapnya.
Pelatihan ini lanjut Imam, merupakan upaya standarisasi kompetensi pelatih marching band. Hal ini menyikapi Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional.
“Keahlian tanpa lisensi/sertifikasi tidak diakui di dunia kerja. Pelatihan dasar ini, tujuannya selain menyamakan konsep kepelatihan, meningkatkan SDM dan keahlian profesional mereka juga didukung dengan adanya sertifikasi kompetensi dari PDBI,” ungkapnya.
Merespon hal tersebut, salah satu peserta pelatihan dari Denpasar I Made Yunaedi merasa mendapatkan banyak hal baru yang belum ia dapatkan sebelumnya.
“Saya belum pernah dapat materi seperti ini. Saya mengikuti pelatihan ini karena wadah ini dari pemerintah resmi dan diakui. Di luaran sana banyak pelatih yang memiliki sertifikat tapi tidak diakui, karena wadahnya tidak resmi,” ungkapnya.
Yunaedi mengungkapkan, akan menerapkan materi yang didapatkan dari pelatihan ini kepada 15 tim marching band yang dibinanya di Denpasar dan sekitarnya.
“Tindak lanjutnya saya ingin menerapkan apa yang saya terima disini, karena di Bali memang ada marching, cuma kategori lombanya biasa. Saya ingin mendalami aturan aturan itu, ketika saya ke Bali saya akan menerangkan bahwa ada lomba cabang prestasi yang diakui oleh pemerintah dan PDBI,” ungkap pria berusia 45 tahun tersebut.
Pada kesempatan yang berbeda, peserta dari Kendal Agus Setiawan termotivasi mengikuti kegiatan ini lantaran untuk meningkatkan kompetensi, menjalin silaturahmi dengan sesama pelatih dari luar daerah, dan tercapainya lisensi sebagai pelatih secara legal.
“Motivasi saya dalam mengikuti pelatihan ini yang pertama, jelas kita ingin meng-upgrade kompetensi kita, kedua menjalin silaturahmi dengan teman-teman pelatih dari luar daerah, dan yang ketiga tercapainya lisensi kita sebagai pelatih secara legal standingnya dapat,” jelasnya.
Pelatihan dasar ini sangat bagus dan keren, karena banyak ilmu tentang bagaimana mengatasi masalah dan hambatan yang ada di lapangan, dijelaskan trik dan solusi dari pemateri.
“Keren, keren, secara umum acara CC ini sangat OK. Saya akan mengaplikasikan apa yang saya dapat dari sini ke unit latihan saya,” tutupnya. (beritajateng.id)