REMBANG, Beritajateng.id – Sebanyak 230 bayi usia lima tahun (balita) di Kabupaten Rembang mendapatkan bantuan pemberian makanan tambahan (PMT) dengan total nilai mencapai Rp115 juta.
Program ini menjangkau ratusan balita yang terdeteksi stunting di 14 puskesmas kecuali wilayah Sumber, Gunem, dan Kragan 1. Masing-masing balita mendapatkan paket suplemen senilai Rp500 ribu.
Ketua Baznas Rembang, Mohammad Ali Anshory menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian Baznas terhadap penurunan angka stunting dan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Rembang.
“Hari ini Baznas Rembang melaksanakan pendistribusian PMT untuk anak-anak penderita stunting sebanyak 230 anak,” ujarnya, Rabu, 29 Oktober 2025.
Ali mengatakan, bantuan PMT untuk balita stunting ini disalurkan melalui program Rembang Sehat 2025. Selain PMT, pihaknya juga menyalurkan bantuan 16 jamban, rehabilitasi 10 rumah tidak layak huni (RTLH), dan modal usaha bagi empat pedagang kecil.
Adapun total bantuan untuk jamban yakni sebanyak Rp48 juta denganmasing-masing warga menerima senilai Rp3 juta. Sedangkan bantuan RTLH menyasar 10 rumah, dengan nilai Rp20 juta per unit tanpa potongan.
Selain itu, Baznas juga menyalurkan bantuan modal usaha bagi pedagang kecil seperti penjual jajanan dan sayur-mayur. Program ini merupakan lanjutan dari Zmart yang telah ada di Rembang, dan rencananya akan terus dikembangkan hingga mencapai 60 unit tahun ini.
Wakil Bupati Rembang, M. Hanies Cholil Barro’, menyambut baik langkah Baznas Rembang yang terus bersinergi dengan pemerintah daerah.
“Program ini sangat baik karena jambanisasi, PMT, RTLH, dan modal usaha saling berkaitan dan relevan dengan program prioritas kabupaten, terutama penurunan kemiskinan dan pencegahan stunting,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, dr. Ali Syofii’, menambahkan bahwa penyaluran bantuan PMT telah melibatkan puskesmas di seluruh wilayah.
“Ada 230 anak penerima paket PMT yang tersebar di 14 puskesmas. Hanya tiga wilayah yang tidak masuk, yaitu Sumber, Gunem, dan Kragan 1,” jelasnya.
Jurnalis: Muhammad Faalih
Editor: Tia


















