REMBANG, Beritajateng.id – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan aksi demo di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Rembang pada Senin, 14 April 2025.
Dalam audiensi dengan anggota DPRD, para mahasiswa mengajukan beberapa tuntutan. Salah satunya meminta penjelasan transparan mengenai defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sebab, anggaran daerah itu diisukan mengalami defisit hingga mencapai Rp 200 miliar lebih.
Ketua DPRD Rembang, Abdul Rouf mengatakan bahwa defisit APBD 2025 hanya sebesar Rp 5 miliar. Hal ini telah ditetapkan dalam rapat dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TPAD).
Ia menjelaskan bahwa hanya ada satu macam APBD yakni APBD Induk 2025. Dalam APBD itu terdapat pendapatan sebesar Rp 2,9 triliun. Sedangkan belanja daerah mencapai Rp 2,14 triliun. Sehingga defisit yang terjadi hanya sebesar Rp 5 miliar.
“Jadi saya tegaskan APBD Induk 2025 ini ada defisit Rp 5 miliar,” ujarnya usai audiensi dengan mahasiswa.
Terkait dengan pemberitaan di media sosial, ia menegaskan bahwa angka sebesar Rp 200 miliar lebih itu tidak benar.
Ia menegaskan bahwa angka defisit itu tidak perlu dikhawatirkan oleh masyarakat. Sebab, menurutnya hal itu akan tertutup melalui dana Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) dari anggaran tahun 2024.
“Itu sangat mungkin terpenuhi dengan adanya SILPA dan tambahan penghasilan dari bagi hasil,” ungkapnya.
Dalam hal ini, Rouf berharap agar pemberitaan mengenai defisit anggaran ini tidak menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat.
Selain itu, ia menambahkan bahwa transparansi dan kejelasan informasi yang sudah berbadan hukum sangat penting dibaca agar masyarakat tidak terpengaruh oleh asumsi-asumsi yang tidak berdasar. (Lingkar Network | Vicky Rio – Beritajateng.id)