REMBANG, Beritajateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang menggelar Sarasehan Smart Farming dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Rembang ke-284.
Kegiatan dengan tema ‘Smart Farming untuk Swasembada Pangan Menuju Rembang Sejahtera’ ini berlangsung di Pendopo Museum RA Kartini pada Senin, 21 Juli 2025.
Dalam arahannya, Bupati Harno menyampaikan bahwa tema smart farming sangat relevan dengan arah pembangunan pertanian saat ini.
Terlebih menurutnya, para petani tidak bisa hanya mengandalkan cara konvensional untuk menghadapi tantangan di sektor pertanian.
“Kita menyadari tantangan sektor pertanian ke depan semakin kompleks, seperti perubahan iklim, keterbatasan lahan, regenerasi petani yang lambat, dan fluktuasi harga hasil panen. Oleh karena itu, kita tidak bisa hanya mengandalkan cara-cara konvensional,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya peningkatan kapasitas SDM pertanian, khususnya penyuluh dan petani milenial.
“Teknologi pertanian seperti sensor, drone, aplikasi digital, dan sistem pengelolaan data harus mulai diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dan nilai tambah bagi petani,” ujarnya.
Menurut Bupati Harno, adopsi teknologi pertanian adalah keniscayaan di era modern.
“Di luar negeri, pertanian sudah menggunakan teknologi canggih seperti drone untuk menyemprot tanaman. Maka kita arahnya ke situ, di samping mendukung programnya Pak Prabowo, swasembada pangan ini kita giatkan,” katanya.
Pada momen Hari Jadi Kabupaten Rembang ini, Bupati Harno mengajak agar hal itu menjadi titik tolak bagi semua pihak dalam memperkuat ketahanan pangan daerah dan mewujudkan swasembada pangan secara mandiri dan berkelanjutan.
Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Rembang Joko Suprihadi menyoroti pentingnya digitalisasi dalam pendistribusian hasil pertanian untuk melindungi petani dari fluktuasi harga pasar.
“Harapannya ada jaminan harga yang baik buat petani agar setiap pra panen ini petani juga terlindungi dari sisi harga,” ungkapnya.
Diketahui, sarasehan ini diikuti oleh 200 peserta dari berbagai kalangan, termasuk petani milenial dari 14 kecamatan, kelompok tani, tokoh pertanian, penyuluh, perwakilan pemerintah daerah, dan stakeholder lainnya.
Adapun narasumber yang dihadirkan yakni akademisi dari Fakultas Pertanian IPB, perwakilan pemerintah daerah, praktisi pertanian, petani milenial andalan Kementerian Pertanian, serta dari sektor perbankan.
Jurnalis: Muhammad Faalih
Editor: Utia Lil