BLORA, Beritajateng.id – Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto menyatakan dukungan penuh terhadap percepatan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Blora.
Ia meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora bisa segera membangun dan mengoperasikan target dapur MBG yang mencapai 50 dapur di seluruh Blora.
“Bagus sekali, dapur MBG yang akan dibangun di Blora targetnya 50 dapur yang tersebar di Blora,” ucap Edy usai sosialisasi program tersebut di Gedung DPD PPNI Kabupaten Blora, belum lama ini.
Politisi PDI Perjuangan itu merinci, setiap dapur ditargetkan melayani 3.000 penerima manfaat per hari.
Artinya, apabila 50 dapur beroperasi penuh maka akan ada 150 ribu warga Blora yang menerima makanan bergizi setiap hari, mulai dari anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan pelajar.
Program ini, kata Edy, merupakan jawaban konkret atas persoalan stunting di Blora yang masih tergolong tinggi. Menurutnya intervensi yang dilakukan pemerintah selama ini belum sepenuhnya efektif karena tidak menyentuh akar masalah seperti malnutrisi dan akses terhadap makanan sehat.
“Ini terobosan baru. MBG bukan hanya soal makanan, tapi solusi gizi yang konkret dan berkelanjutan,” tandasnya.
Menurut Edy MBG juga diproyeksikan menggeliatkan ekonomi lokal. Dengan 50 dapur, masing-masing dapur melayani 3.000 orang per hari dengan anggaran Rp 10.000 per porsi. Perputaran uang harian dari hal itu bisa mencapai Rp 1,5 miliar.
Jika berjalan selama 20 hari setiap bulan, kata dia, nilainya menembus Rp 30 miliar. Sehingga, dalam setahun dana yang mengalir ke Blora dari APBN lewat MBG bisa menyentuh Rp 360 miliar.
“Dampaknya bukan main. Ini harus disambut dengan partisipasi aktif dari Pemda dan masyarakat. Yayasan, investor, pemilik gudang, semuanya bisa ikut ambil bagian,” katanya.
Edy menyebut nilai investasi untuk membangun satu dapur MBG rata-rata yakni Rp 1 miliar. Dengan hitungan keuntungan sosial dan ekonomi yang tinggi, ia optimistis Blora mampu merealisasikan target 50 dapur.
Namun, lanjut Edy, hingga saat ini baru sembilan dapur MBG yang berhasil dibentuk di Blora. Sedikitnya jumlah dapur itu, menurutnya karena ada miskomunikasi dan keraguan masyarakat terhadap konsep program.
“Banyak masyarakat masih salah paham. Ada yang mau bekerjasama tapi jadi ragu. Maka saya minta Presiden mendorong Pemda menyediakan lahan, terutama di wilayah terpencil,” ungkap Edy.
Untuk mempercepat pembangunan dapur MBG, ia menegaskan semua elemen harus terlibat. Edy mengundang para bidan, guru, yayasan, dan tokoh masyarakat untuk ikut serta mensosialisasikan dan menjalankan program MBG.
“Kecepatan pencapaian target dapur sangat tergantung pada keterlibatan yayasan dan masyarakat. Mari kita gerakkan bersama,” pungkasnya.
Jurnalis: Hanafi
Editor: Utia Lil