140 Desa di Demak Rawan Bencana, Pembentukan Destana Dimasifkan

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Demak, Rezki Sulistiyanto Soedibyo. (Lingkar Network/Beritajateng.id)

DEMAK, Beritajateng.id – Sebanyak sekitar 140 desa di Kabupaten Demak masuk dalam kategori desa rawan bencana. Untuk mengatasi potensi kerawanan tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak fokus membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana). 

“Jadi kami punya data di Demak ada desa yang rawan bencana dan itu menjadi target kami. Dari 249 Desa/kelurahan sekitar 140-nya itu desa rawan bencana, nah itu yang kami utamakan,” ujar Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Demak Rezki Sulistiyanto, Senin, 21 Juli 2025. 

Rezki mengungkap, saat ini sudah ada 37 desa Destana. Pada tahun ini, pihaknya merencanakan sebanyak lima desa lainnya terbentuk menjadi Destana.

“Untuk tahun ini kami rencanakan ada 5 desa, sehingga nanti totalnya 37 ditambah 5 jadi 42 desa tangguh bencana,” katanya.

Ia menjelaskan, tujuan dari Destana adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat desa dalam menghadapi ancaman bencana dan memulihkan diri dari dampak bencana secara mandiri. 

“Artinya ketika terjadi bencana, masyarakat itu sudah mandiri dalam menyelamatkan desanya. Jadi tidak sedikit-dikit minta pertolongan BPBD maupun Damkar,” jelasnya. 

Namun, masalah anggaran menurutnya menjadi salah satu kendala dalam hal pembentukan Destana. Sehingga ia berharap pembentukan dan fasilitas Destana menggunakan anggaran dari Dana Desa. 

“Bantuan (peralatan) dari kami kabupaten baru rambu titik kumpul dan jalur evakuasi, belum sampai ke peralatan. Harapan untuk peralatan itu bisa dianggarkan melalui dana desa,” ungkapnya. 

Mengenai rob, Rezki menjelaskan bahwa rob yang terjadi saat ini belum dikategorikan sebagai bencana. Sehingga hal itu belum menjadi prioritas dalam pembentukan Destana. 

Kendati demikian, mengingat beberapa waktu lalu kondisi rob di wilayah pesisir Demak yang semakin parah, pemerintah akan memfokuskan desa terdampak rob menjadi desa tangguh bencana. 

“Rob itu sebenarnya belum termasuk dikategorikan sebagai bencana, sehingga itu belum masuk menjadi prioritas kami. Tapi setelah kemarin robnya ekstrim, kami mencoba tahun ini ada beberapa desa yang terdampak rob kami utamakan. Kemarin, Pak Gubernur juga menghendaki kalau rob itu dibuat desa tangguh bencana, meski rob belum dikategorikan bencana,” pungkasnya. 

Jurnalis: Lingkar Network
Editor: Utia Lil

Exit mobile version