PATI, Beritajateng.id – Angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Pati terus mengalami penurunan.
Kepala Badan Perencanaan Riset Inovasi Daerah (Baperinda) Pati, Muhtar, menyampaikan bahwa angka kemiskinan ekstrem pada 2021 sebesar 2 persen lebih. Angka itu turun menjadi 1,17 persen pada 2022. Kini, angka tersebut berada di 0,60 persen atau 8.280 jiwa dari 1,38 juta jiwa penduduk Pati pada 2024.
Jumlah tersebut, menurut dia, berada di bawah angka kemiskinan ekstrem di tingkat nasional dan Provinsi Jawa Tengah.
“Dinamika kita tahun 2021 itu kita dua koma sekian ya, kemudian 1,17, kemudian 0,86 dan terakhir rilis kemarin dari BPS tahun 2024 ini angka kemiskinan ekstrem Pati tinggal 0,60 persen,” ujarnya pada Senin, 23 Desember 2024.
Dalam upaya menurunkan angka kemiskinan ekstrem, pihaknya melakukan berbagai strategi. Misalnya, menjalin kerja sama dengan pihak perbankan, rumah sakit, dan badan usaha di Kabupaten Pati.
Selain itu, dalam menangani warga miskin ekstrem menurut Muhtar harus menggunakan cara yang berbeda-beda. Untuk warga miskin dengan kriteria difabel dan berusia lanjut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati memberikan bantuan sosial (bansos).
“Itu penanganannya paling ya bansos, karena memang sudah tidak punya daya,” jelasnya.
Sedangkan untuk warga miskin ekstrem yang masih memiliki potensi namun tidak mempunyai pekerjaan, Pemkab memberikan pekerjaan atau bantuan modal usaha.
“Sehingga treatment-nya pemberian bantuan modal usaha. Yang dia punya pekarangan, orang kampung dia diberikan ternak kambing atau ayam. Sehingga dengan ternak itu memberikan pendapatan,” lanjut dia.
Sementara untuk warga miskin ekstrem yang memiliki modal namun belum memiliki keterampilan, Pemkab memberikan kesempatan pelatihan.
“Yang dia punya modal, atau yang belum punya keterampilan nanti kita latih. Sehingga konsep utamanya pemberdayaan ekonomi,” tandasnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Beritajateng.id)