KAB.SEMARANG, Beritajateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang akan segera melaksanakan vaksinasi serentak pada seluruh hewan ternak di Kabupaten Semarang. Hal itu sebagai upaya pencegahan penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang mewabah di hampir seluruh wilayah.
“Dan vaksinasi serentak ini menjadi salah satu upaya dari Pemkab Semarang untuk mencegah penularan PMK ini supaya tidak semakin menyebar di Kabupaten Semarang,” ungkap Bupati Semarang Ngesti Nugraha usai Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan dan Penanggulangan Penularan PMK di Ruang Dharma Satya, Komplek Kantor Bupati Semarang, Ungaran, Rabu, 8 Januari 2025.
Ngesti menyatakan bahwa hingga per 7 Januari 2025, terdapat 88 kasus PMK aktif yang menyerang hewan ternak di wilayah Kabupaten Semarang.
“Hingga 7 Januari 2025 kemarin, total ada 88 kasus PMK aktif di Kabupaten Semarang. Kemudian ada enam hewan ternak yang sudah dinyatakan sembuh dari PMK, dan dua hewan ternak lainnya dinyatakan mati usai terkena PMK. Dan sisanya, yang masih aktif terkena PMK ini masih dalam proses penyembuhan yang dilakukan oleh Dispertanikap Kabupaten Semarang” terang dia.
Terkait rencana pelaksanaan vaksinasi, ia mengatakan terdapat mekanisme yang akan dilakukan oleh Pemkab Semarang.
“Dimana nantinya peternak yang memiliki satu hingga tiga hewan ternak, akan mendapatkan vaksinasi PMK ini secara gratis. Sedangkan peternak yang memiliki hewan ternak lebih dari empat ekor, maka akan membayar vaksin PMK itu,” bebernya.
Vaksinasi PMK itu rencananya akan dilakukan secara bertahap mulai Februari di Kabupaten Semarang.
“Saat ini total ada 48 ribu ekor hewan ternak yang ada di Kabupaten Semarang, baik itu hewan ternak pejantan dan yang masuk pada jenis penggemukan, serta jenis sapi perah yang belum tervaksin PMK. Sementara yang sudah tervaksin PMK ini ada sekitar 15 ribu ekor hewan ternak se-Kabupaten Semarang,” jelasnya kembali.
Selain itu, Ngesti mengatakan bahwa vaksinasi PMK akan dilakukan secara khusus di Pasar Hewan Ambarawa. Ia juga dengan tegas menolak sapi baru dari berbagai wilayah untuk masuk ke pasar tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang, Moh Edy Sukarno, mengatakan bahwa di Kecamatan Bergas paling banyak ditemukan sapi PMK dengan jumlah 17 ekor.
“Lalu di Kecamatan Bancak ada 15 ekor, dan di Kecamatan Tengaran ada 13 ekor, Kaliwungu, dan Kecamatan Pringapus masing-masing ada 10 ekor hewan ternak yang terkena PMK ini. Dan daerah lainnya ini angkanya dibawah 10 ekor, dan semuanya hewan ternak jenis sapi,” paparnya.
Edy mengatakan, pihaknya akan mengaktifkan gugus tugas pencegahan PMK di tingkat masing-masing kecamatan untuk mengawasi perkembangan penyebaran virus PMK ini. Sementara untuk vaksinasi masih menunggu anggaran.
“Terkait vaksinasi PMK ini masih berproses, karena kami pun masih menunggu anggaran. Dan hal yang lain-lain yang bersifat mendesak, nanti Dispertanikap yang akan memfasilitasinya. Untuk stok obat PMK ini kami masih memiliki stok obat PMK dan pengobatannya gratis,” pungkas Edy. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Beritajateng.id)