SEMARANG, Beritajateng.id – Duel pelajar antar sekolah mengakibatkan korban tewas di Semarang dengan empat luka tusuk. Kejadian nahas tersebut menimpa Arga Pandu W (18), yang merupakan siswa kelas 3 SMKN 10 Semarang.
Iptu Andy Susanto dalam laporan resminya menyatakan bahwa dalam informasi awal yang diterima, kronologi peristiwa ini bermula ketika korban dijemput oleh salah satu saksi pada Rabu, 11 Februari 2025, sekitar pukul 17.00 WIB di rumahnya.
“Berdasarkan keterangan saksi, korban dijemput oleh temannya, M Varis (17), pada sore hari dan berkumpul dengan beberapa rekan lainnya di SMKN 10 Semarang, yang akan berduel dengan siswa SMKN 3 Semarang,” ujarnya.
Kedua saksi, kata Iptu Andy, merupakan temannya yakni Nando A (17) warga Giriksumo Semarang barat dan M. Varis (17) warga Krobokan Semarang Barat. Berdasarkan keterangan keduanya, Iptu Andy menjelaskan bahwa sebelum kejadian, korban mengambil senjata tajam dari semak-semak di sekitar sekolah tersebut.
Dengan mengendarai sepeda motor, korban berbonceng tiga dengan adik kelasnya menuju lokasi kejadian. Sesampainya di depan SMK Dr. Cipto, korban langsung terlibat perkelahian dengan lawannya yang juga menggunakan senjata tajam.
Dalam duel tersebut, korban mengalami luka bacok parah di punggung dan ibu jari kanan yang hampir putus.
Melihat kondisi korban yang kritis, saksi langsung membawanya ke RS Pantiwilasa Citarum.
Dokter jaga yang menangani korban, dr. Sindy, menyatakan bahwa korban mengalami empat luka tusuk di punggung serta luka di bagian tangan.
Meski telah mendapatkan penanganan medis, korban dinyatakan meninggal dunia pada pukul 00.00 WIB.
Menanggapi kejadian ini, pihak kepolisian segera mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan melakukan penyelidikan. Tim Inafis Polrestabes Semarang juga telah dikerahkan untuk mengumpulkan bukti. Hingga saat ini, polisi masih terus menyelidiki kasus ini dan mencari pelaku yang terlibat.
“Betul duel, ini masih dalam penyelidikan bersama Tim Resmob Sat Reskrim Polrestabes Semarang,” kata Iptu Andy.
Sementara itu, Ketua RT 04/02 Kebonharjo, menjelaskan bahwa korban masih pelajar dan dikenal sebagai sosok yang pendiam. Selain itu, ayah korban diketahui bekerja sebagai seorang satpam, sedangkan ibunya adalah perawat lansia.
“Jadi orang tuanya memang agak sibuk. Anaknya pendiam jarang kumpul, dan memang masih pelajar di SMKN 10 Semarang,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa usai korban dijemput oleh temannya, tak berselang lama keluarga korban mendapatkan informasi bahwa korban berada di rumah sakit.
“Keluarga sempat kaget, karena keluar sama temannya, tapi kok dapat berita masuk rumah sakit, dan malam sekitar jam 12 dikabarkan meninggal, ” Tuturnya. (Lingkar Network | Syahril Muadz – Beritajateng.id)