KUDUS, Beritajateng.id – Kabid Fasilitasi Perdagangan, Promosi, dan Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus, Minan Mochamad, membantah kelangkaan gas LPG 3 kg usai pengecer diperbolehkan kembali menjual gas subsidi tersebut
Minan menegaskan bahwa pasokan dari Pertamina masih sesuai kuota.
“Kudus mendapat alokasi 17.920 tabung LPG bersubsidi untuk Februari 2025, dan suplai dari Pertamina tetap lancar,” jelasnya, Minggu, 9 Februari 2025.
Menurut Minan, keluhan kelangkaan muncul karena perubahan regulasi yang mengarahkan pengecer menjadi sub pangkalan. Akibatnya, pengecer yang tak lagi mendapat pasokan dari pangkalan membuat masyarakat kesulitan mencari stok.
Ia mengingatkan agar pengecer tidak serta-merta berharap bisa tetap mendapat jatah LPG tanpa mengikuti aturan baru.
“Perubahan ini tetap harus disesuaikan dengan ketersediaan barang serta keputusan agen dan pangkalan,” katanya.
Minan pun menyarankan agar pengecer segera mendaftar sebagai sub pangkalan sesuai anjuran pemerintah. Hal ini demi mengontrol harga di masyarakat dan mencegah permainan harga serta penimbunan gas.
Namun, hingga kini belum ada regulasi jelas terkait tata cara pendaftaran menjadi sub pangkalan. Ia mengatakan pihaknya masih menunggu kepastian regulasi sebelum memberikan arahan kepada pengecer.
“Teknisnya belum jelas, sehingga pemerintah belum bisa memastikan langkah apa yang harus diambil pengecer,” ujarnya.
Selain itu, Minan menyayangkan sikap sebagian masyarakat yang terburu-buru mendaftar Nomor Induk Berusaha (NIB) dengan harapan mendapat tambahan kuota LPG.
“Apakah mereka memang memiliki usaha atau hanya ingin mendapatkan tambahan gas, itu yang harus dipastikan,” katanya.
Berdasarkan aturan, pengguna rumah tangga hanya mendapat satu tabung LPG 3 kg per minggu. Sedangkan pelaku UMKM mendapat kuota 3-4 tabung per minggu atau sekitar 15 tabung per bulan.
Sementara itu, pemilik pangkalan di Desa Bae, Karmain, mengeluhkan antrean panjang di pangkalannya akibat banyaknya pembeli yang beralih dari pengecer.
“Kuota dari Pertamina terbatas, sementara yang antre semakin banyak. Banyak pelanggan pulang dengan tangan kosong,” ujarnya. (Lingkar Network | Mohammad Fahtur Rohman – Beritajateng.id)