PEKALONGAN, Beritajateng.id – Pemblokiran fitur Live TikTok oleh pemerintah akibat adanya kerusuhan di sejumlah daerah dinilai memberi dampak besar terhadap roda ekonomi digital di Indonesia, terutama bagi pelaku UMKM.
Hal ini disampaikan Fahrus Salis, pelaku UMKM di bidang fashion asal Kota Pekalongan, saat diwawancarai pada Senin, 1 September 2025.
Menurutnya, kebijakan tersebut tidak hanya merugikan para pedagang yang biasa berinteraksi langsung dengan konsumen lewat digital, tetapi juga ribuan pekerja lain yang terlibat dalam ekosistem bisnis digital.
“Di balik layar, ada banyak orang yang terdampak, mulai dari tim produksi seperti penjahit, admin, host live, affiliator, hingga jasa logistik,” jelas Fahrus.
Ia menegaskan, Live TikTok telah menjadi motor penggerak ekonomi digital dengan membuka lapangan kerja baru serta membantu pelaku usaha kecil bersaing di era modern.
Pemblokiran ini, kata dia, berpotensi menurunkan omzet penjualan, mematikan kreativitas, dan mengurangi kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional.
“Apalagi transaksi di TikTok sudah dikenakan pajak. Artinya, selain menimbulkan masalah bagi pelaku usaha, kebijakan ini juga berpotensi mengurangi penerimaan negara dari sektor perpajakan,” tambahnya.
Fahrus berharap pemerintah dapat mengambil langkah bijak dengan mencari solusi regulasi yang tepat untuk kembali membuat suasana kondusif di Indonesia. Ia menilai, regulasi yang jelas akan melindungi pelaku usaha sekaligus menjaga keberlangsungan ekonomi digital.
“Kami berharap ada solusi yang adil dan bijak, sehingga live selling bisa kembali berjalan tanpa mematikan sumber penghasilan jutaan orang yang terlibat di dalamnya,” ujarnya.
Jurnalis: Lingkar Network
Editor: Tia