SEMARANG, Beritajateng.id – Masalah hukum yang melibatkan Hevearita Gunaryanti Rahayu (Mbak Ita) dinilai sangat berdampak bagi PDIP dalam Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwalkot) Semarang. Sebab, Mbak itu merupakan kader kuat PDIP. Sehingga partai berlambang banteng ini kehilangan figur.
Hal itu disampaikan Pengamat Politik Fisip Universitas Diponegoro (Undip) Teguh Yuwono usai acara Focus Discussion Group (FGD) dengan tema “Membaca Peta Politik Jelang Pilwakot Semarang 2024 Jilid 3, pada Selasa, 6 Agustus 2024.
“Karena hari ini masih sangat cair, saya tadi sampaikan ada 2 kekuatan yang mempengaruhi Pilwakot itu adalah politik nasional dan kekuatan lobi-lobi transaksional diantara partai politik dengan kekuasaan-kekuasaan yang ada di nasional,” ujarnya.
Teguh juga menjelaskan bahwa situasi Pilwalkot Semarang 2024 akan semakin panas menjelang jadwal pendaftaran. “Tetapi power itu akan semakin mendekat nanti menjelang pendaftaran. Jadi di pertengahan sampai akhir bulan Agustus akan berproses, nah itu nanti kita akan lihat sejauh mana 2 pengaruh besar yang saya sebutkan tadi dengan keberanian partai politik untuk mengusung,”ungkapnya.
Sementara masalah hukum yang sedang dihadapi salah satu kader PDIP sekaligus kandidat kuat di Pilwakot Kota Semarang, Mbak Ita, menurutnya dampaknya sangat besar terhadap daya pilih masyarakat terutama berpengaruh terhadap PDIP.
“Sangat besar pengaruhnya karena partai tidak akan mengusung orang-orang yang bermasalah karena begitu diusung dan dia tidak bisa konsentrasi tentu publik trust pasti turun, ketika seseorang terjerat permasalahan hukum itu rakyat sudah pasti langsung down,”katanya.
Saat ditanya apakah ada penurunan kekuatan di tubuh PDIP pasca adanya persoalan hukum di Kota Semarang? Ia menyebut dalam segi kekuatan partai tidak menurun. Akan tetapi dari sisi kekuatan figur sangat besar pengaruhnya karena tidak punya figur yang lebih bagus lagi daripada Mbak Ita.
“Karena partai PDIP sendiri tidak mempunyai calon alternatif yang cukup kuat,”katanya.
Sementara pengamat politik UIN Walisongo Semarang Kholidul Adib menambahkan meskipun PDIP di Pilwalkot 2024 masih cukup kuat. Akan tetapi dengan situasi kekalahan Pilpres akan sedikit menimbulkan trauma.
“Namanya kalah perang itu pasti sangat berdampak secara psikologis walaupun Pilegnya masih menang tapi kan mengalami penurunan kursi yang lumayan banyak dari 19 ke 14,”ujarnya.
Kholidul Adib mengakui massa PDIP di Kota Semarang sangat banyak. Namun jika semua partai berkoalisi, maka PDIP bisa berpotensi mengalami kekalahan.
“PDIP massanya masih banyak tapi kalau partai-partai lain ini koalisi bersatu kemudian lawan PDIP ya pasti PDIP harus mewaspadai juga walaupun juga bisa di pengaruhi oleh siapa figur yang diusung, kalau figurnya sudah populer dan terkenal baik di kalangan masyarakat ya tentu PDIP punya harapan di Pilwalkot 2024,” jelasnya. (Lingkar Network | Rizky Syahrul Al-Fath – Beritajateng.id)