PATI, Beritajateng.id – Sebagian besar petani bawang merah di Kabupaten Pati masih mengandalkan bibit dari luar kota untuk bercocok tanam.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan (TPHBun) Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati, Sugiharto. Menurutnya, bibit umbi bawang merah dari Kabupaten Brebes dan Nganjuk sangat diminati para petani Pati.
“Kalau bawang merah di Pati ini sebagian besar untuk bibitnya ini kan masih menggunakan umbi. Jadi, umbi dari pertanaman yang sudah ada. Kalau di Pati ini beberapa yang biasa dilakukan ada umbi dari Bima Brebes kemudian ada yang Bauji dari Nganjuk, ada yang dari Tajuk. Itu yang beberapa dipilih petani untuk yang menggunakan umbi,” ujarnya pada Rabu, 11 Desember 2024.
Sugiharto mengatakan bahwa masing-masing petani memilih umbi bawang merah sesuai dengan permintaan pasar. Umbi jenis Bima dari Kabupaten Brebes diambil karena menginginkan hasil bawang merah dengan rasa pedas.
Sedangkan, petani yang menginginkan hasil bawang merah dengan ukuran besar rata-rata akan memilih jenis umbi Bauji.
“Kalau misalnya Bima Brebes, ya karena memang ada rasanya pedes cocok untuk konsumsi pasar dan masakan. Bauji, karena ukurannya besar kalau disimpan itu agak lama. Itu memang beberapa pilihan petani juga disesuaikan dengan iklim atau cuaca pada saat mau tanam,” tambahnya.
Ketua Tim Hortikultura Dispertan Pati, Munjamil, menambahkan bahwa saat musim hujan kebanyakan petani menanam umbi berjenis Tajuk karena lebih tahan terhadap air. Akan tetapi, saat mendekati bulan Mei-Juni (masa kemarau), para petani bawang merah bakal beralih ke umbi berjenis Bauji dan Bima.
“Bulan Mei-Juni itu biasa mereka menanam Bauji atau mungkin juga ada yang menanam Tajuk, tetapi di daerah-daerah tertentu seperti di Batangan, di Jaken itu cenderung menanam benih Bauji atau Bima Brebes,” tambahnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Beritajateng.id)