BLORA, Beritajateng.id – Petani tembakau di kawasan Blora selatan dipastikan akan mengalami kerugian setelah ratusan lahan kebanjiran. Hujan deras yang melanda wilayah Blora selatan tiga hari terakhir menjadi penyebab matinya ribuan tanaman tembakau.
Seperti yang terlihat di Dukuh Bedangbecici, Dukuh Bladeg dan Dukuh Peting Desa Kutukan, Kecamatan Randublatung. Para petani tembakau di wilayah tersebut dipastikan akan gigit jari, setelah tembakau yang akan memasuki masa panen mati karena kebanjiran.
Wardi, salah seorang petani mengatakan harus menanggung kerugian puluhan juta rupiah. Tanaman 10.000 tembakau diatas 5.000 m² persegi mati tak tersisa.
“Modal saya sampai saat ini sudah mencapai Rp 15 juta lebih,” katanya pada Kamis, 12 September 2024.
Menurutnya, jika panen, total penjualan tembakau bisa mencapai Rp 40 juta.
“Kalau panen petani pasti akan terbantu ekonominya. Tapi sekarang semua harus gigit jari,” ungkapnya.
Wardi menjelaskan, saat ini tanaman tembakaunya sudah berumur 1,5 bulan dan memasuki masa panen.
“Umur tanaman tembakau ini kan 3 bulan. Mestinya hampir panen, tapi takdir bicara lain,” ucapnya.
Dengan nada menyesal, Wardi mengatakan bahwa sebelum tembakau mati, para petani setiap hari harus menyiram tanaman itu agar pertumbuhan bisa maksimal. Tetapi dengan adanya curah hujan yang tinggi selama 3 hari terakhir membuat lahan-lahan tembakau menjadi kebanjiran.
“Sudah tidak bisa diselamatkan lagi, dipastikan semua mati. Disini ratusan hektar dipastikan gagal panen,” tandasnya.
Hal yang sama diungkap Yoyok, pemilik salah satu lahan tembakau yang mengalami kebanjiran.
“Cuaca sekarang tidak bisa diprediksi. Kami petani tembakau dipastikan merugi,” ucapnya. (Lingkar Network | Hanafi – Beritajateng.id)