SEMARANG, Beritajateng.id – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah mengimbau sekolah-sekolah yang terdampak bencana seperti banjir dan longsor untuk menerapkan sistem blended learning.
Model pembelajaran ini menggabungkan tatap muka dan daring, sehingga kegiatan belajar mengajar tetap berjalan meskipun kondisi cuaca tidak memungkinkan siswa untuk datang ke sekolah.
Kepala Disdikbud Jateng, Uswatun Hasanah, menyampaikan bahwa imbauan ini telah disosialisasikan melalui grup WhatsApp kepala sekolah, terutama di daerah yang terdampak bencana. Menurutnya, blended learning adalah solusi terbaik di tengah kondisi cuaca ekstrem saat ini.
“Jika ada siswa yang tidak bisa ke sekolah karena rumahnya terendam banjir, maka pembelajaran dilakukan secara daring. Siswa juga bisa mengikuti pembelajaran di rumah teman yang tidak terdampak banjir,“ ujar Uswatun Hasanah, baru-baru ini.
Saat ini, beberapa wilayah di Jawa Tengah diketahui mengalami bencana banjir dan longsor cukup parah. Diantaranya yakni Kabupaten Pekalongan, Brebes, Grobogan, Banyumas, dan Cilacap.
Melihat hal itu, Uswatun mengatakan bahwa Disdikbud mencatat total kerugian yang dialami sekolah-sekolah akibat bencana ini mencapai sekitar Rp 50 juta.
“Sebagai langkah tindak lanjut, kami akan melakukan inventarisasi aset sekolah yang terdampak melalui masing-masing cabang dinas. Dari data yang dikumpulkan, akan ditentukan sekolah-sekolah mana yang menjadi prioritas untuk segera ditangani,” sebutnya.
Selain infrastruktur, ia menjelaskan bahwa pemulihan trauma bagi siswa dan guru menjadi perhatian utama. Ia menegaskan bahwa penanganan trauma harus dilakukan secara tepat agar tidak berdampak berkepanjangan.
“Yang terpenting adalah menyelamatkan orangnya dulu. Aset sekolah bisa dikembalikan di kemudian hari,“ tutup Uswatun Hasanah.
Dalam menghadapi situasi ini, Uswatun menekankan bahwa koordinasi antar kepala sekolah terus dilakukan agar semua pihak bisa saling mendukung. Ia berharap bahwa dengan kerja sama yang baik antara sekolah, orang tua, dan pemerintah daerah, proses pembelajaran tetap bisa berjalan meskipun dalam kondisi darurat. (Lingkar Network | Rizky Syahrul Al-Fath – Beritajateng.id)