KENDAL, Beritajateng.id – Kondisi Pasar Weleri Sementara yang merupakan pasar relokasi di Weleri, Kabupaten Kendal sepi pembeli. Akibatnya, sejumlah pedagang mengeluhkan pendapatannya yang sangat minim, jauh dari pendapatan sebelumnya bahkan kadang tidak mendapatkan sama sekali.
Salah satu pedagang kelontong asal Desa Payung, Kecamatan Weleri Yunita Hendratin mengaku, sejak pindah ke Pasar Weleri Sementara tidak ada pendapatan.
“Ngenes di sini tidak ada pendapatan sama sekali, pernah satu ketika hanya dapat Rp 20.000 hanya cukup buat makan saja,” ujar Yunita, Kamis (24/3).
Senada diungkapkan oleh Sularni, pedagang pakaian yang sudah sejak tiga bulan berdagang di pasar tersebut mengaku hanya baru beberapa kali dagangannya laku. Padahal saat di pasar lama setiap hari dirinya mendapatkan Rp 2.000.000 sampai dengan Rp 3.000.000.
Baca Juga
Sepi Pembeli, 300 Los Pasar Kliwon Kudus Tak Dihuni
“Di sini banyak sepinya, kami ingin pindah ke pasar lama karena di sana lebih laku, apalagi menjelang puasa dan lebaran kami membutuhkan banyak uang,” ujar Sularni.
Pedagang rata-rata ingin kembali berdagang di lokasi pasar lama karena lebih menjanjikan. Mereka inginkan bisa kembali berjualan paling tidak saat puasa dengan harapan bisa mengais rezeki untuk berlebaran.
Beberapa waktu lalu para pedagang sudah melakukan audiensi ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kendal. Sejumlah pedagang Pasar Kendal yang tergabung dalam Aliansi Pedagang Pasar Weleri Asli saat itu mengadu kepada DPRD Kendal.
Beberapa pedagang tersebut mengeluhkan sepinya dagangannya sejak pindah ke pasar relokasi di Terminal Bahurekso Januari lalu. Mereka meminta DPRD bisa menjembatani pedagang dengan pemerintah daerah agar mencari solusi atas permasalahan yang ada.
Pedagang pun mengaku tidak akan kuat bertahan di pasar relokasi jika kondisi pasar terus-terusan sepi. Menurut Ahmad Zamzuri (42) pedagang lain mengatakan, saat ini tinggal 60-70 pedagang saja yang masih bisa bertahan jualan di pasar relokasi.
Padahal, sebelumnya ada 150-an pedagang yang aktif mengikuti kebijakan pemerintah daerah pindah ke pasar sementara. Kondisi pasar yang tak kunjung ramai membuat sebagian besar pedagang memilih keluar dari pasar darurat secara bertahap. Ada yang kini berjualan di rumah, di tempat lain dan ada yang menutup toko. (Lingkar Media Network | Koran Lingkar)